Tuesday, September 30, 2008

Ibu hamil, Hindari Kacang


Jika Anda kini tengah menantikan kelahiran si buah hati, sebaiknya mempertimbangkan saran untuk membatasi produk kacang. Menyusul studi terbaru mengungkap, wanita hamil yang mengonsumsi kacang secara berlebihan bisa meningkatkan risiko asma pada bayinya.

Penelitian itu mempelajari mengenai pola makan sekitar 4.000 wanita hamil dan kesehatan anak yang dilahirkannya hingga berusia delapan tahun.

Anak-anak yang didiagnosa dengan asma atau gejala menyerupai asma seperti napas yang pendek dan berbunyi, secara signifikan dilahirkan dari ibu yang banyak mengonsumsi produk kacang-kacangan seperti selai kacang setiap hari selama kehamilan, jika dibandingkan ibu yang jarang memakannya.

Menurut Saskia Willers yang memimpin penelitian yag dilakukan di University of Utrecht, Belanda, bayi cenderung terjangkit asma jika mereka dihadapkan dengan objek penyebab alergi dari kacang selama dalam kandungan.

Inggris sebagai salah satu negara yang paling banyak penderita asma di seluruh dunia. Tercatat sekitar 1,1 juta anak-anak harus mendapatkan perawatan dari kondisi tersebut. Terutama ketika udara terhambat masuk ke dalam paru-paru, maka bernafas akan semakin sulit.

Sekitar 20 tahun terakhir, angka penderita asma di negara-negara berkembang telah bertambah dua kali lipat. Alasannya belum dapat dijelaskan, tapi para ahli percaya bahwa semakin banyaknya penggunaan antibiotik, perubahan lingkungan perumahan dan polusi merupakan faktor yang menentukan.

Dalam studi tersebut, tim peneliti bertanya kepada 4.146 ibu hamil mengenai pola makan mereka termasuk konsumsi buah-buahan, sayur mayur, ikan, telur, susu dan produk kacang-kacangan pada bulan-bulan terakhi kehamilan. Kemudian, mereka melanjutkan dengan meneliti kesehatan dari anak-anak yang dilahirkan.

Hingga penelitian berakhir, tim berhasil mengumpulkan catatan pola makan dan kesehatan dari 2.832 anak dan ibunya. Dari seluruh kelompok makanan yang dipelajari, hanya ibu-ibu yang mengonsumi kacang yang diasosiasikan memiliki anak yang terjangkit asma. Studi ini kemudian di laporkan pada American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

Pada usia delapan tahun, anak yang ibunya mengonsumsi kacang dan produk turunnya seperti selai kacang per hari selama kehamilan tercatat 47% lebih berisiko asma. Dari jumlah tersebut 42% mengalami napas yang berbunyi, sisanya mengalami napas yang pendek.

"Penelitian kami menemukan bahwa konsumsi produk kacang-kacangan seperti selai kacang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko gejala asma pada anak-anak usia 1-8 tahun, jika dibandingkan ibu hamil yang tidak mengonsumsinya," ujar Willers.

Dia menambahkan, bisa jadi penyebab alergi yang terkandung dalam kacang ditransfer pada bayi dalam kandungan, sehingga meningkatkan risiko sensitivitas sehingga bisa memperbesar kemungkinan untuk berkembang menjadi asma selama pertumbuhan anak.

Willers mengakui, saat ini belum tepat menyarankan para ibu hamil menghindari kacang dan produknya secara keseluruhan.

"Mereka seharusnya tetap menerapkan pola makan sehat selama kehamilan karena dapat memberikan keuntungan pada janin. Tidak hanya mencegah alergi atau asma, namun juga risiko penyakit lain. Terlalu banyak mengonsumsi satu jenis makanan sangat tidak disarankan, mereka seharusnya mengubah kebiasaan tersebut," jelasnya.

Republika Online - Kamis, 04 September 2008

Monday, September 29, 2008

Cerita Anak : Jalal dan Burung Camar

Ketika bepergian dengan kapal feri, dalam cuaca yang panas-terik, Jalal paling suka duduk di dek kapal. Dengan cara itu, ia bisa memandang laut lebih dekat, dan dapat memperhatikan sekelilingnya lebih mudah. Satu hari, Jalal naik kapal feri bersama Ibunya. Ia segera mendatangi dek dan duduk di sana. Sekelompok camar mengikuti feri seakan mereka tengah berlomba satu sama lain. Camar-camar itu melakukan pertunjukan yang menarik, berpilin dan berputar di udara, saling berebutan remah-remah roti yang dilemparkan oleh para penumpang feri pada mereka.

Salah satu camar meluncur pelan dan mendarat di tempat duduk sebelah Jalal.

“Suka nggak dengan pertunjukan terbang kami?” tanyanya. “Kulihat, kamu memperhatikan kami begitu cermat. Siapa namamu?”

“Namaku Jalal. Ya, aku sangat suka melihatmu terbang. Kulihat, kamu bisa tetap berada di udara tanpa perlu mengepakkan sayap sama sekali. Bagaimana kamu melakukan itu?”

Camar tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kami, burung camar, menempatkan diri kami sesuai dengan arah angin. Bahkan jika cuma ada sedikit angin, arus udara yang naik akan mengangkat kami. Kami memanfaatkan gerakan ini, dan kami dapat melakukan perjalanan jauh tanpa perlu mengepakkan sayap sama sekali.”

“Kami bergerak maju-mundur dalam kumpulan udara yang naik dari (permukaan) laut,” burung camar melanjutkan penjelasannya. “Arus ini memastikan bahwa kami memiliki udara di bawah sayap, dan hal itu memungkinkan kami untuk tetap di udara tanpa menggunakan terlalu banyak energi.”

Jalal masih tidak yakin apakah dia betul-betul memahami. “Aku melihatmu di sana, di udara, tanpa menggerakkan sayap, seakan-akan kamu tertahan di situ. Dan kamu melakukan semua ini dengan bertindak sesuai dengan arah angin? Aku bisa lihat itu. Namun, bagaimana kamu memperhitungkan kekuatan dan dari arah mana angin itu datang?”

“Dari pengetahuan kami sendiri, tidak mungkin kami bisa melakukan itu,” camar memulai penjelasannya. “Ketika menciptakan kami, Allah mengajari kami bagaimana caranya terbang, dan bagaimana melayang di udara tanpa buang-buang energi. Contoh-contoh ini diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyadari keberadaan Allah dan memahami kekuatanNya.”

Jalal memikirkan pertanyaan lain. “Ya, kamu tetap tertahan di udara, seolah-olah diikat oleh seutas tali ... Agar mampu melakukan ini, kamu perlu mengetahui matematika dengan baik, dan bisa melakukan perhitungan yang rumit. Namun, kamu telah melakukannya tanpa masalah sejak awal kamu terbang, begitu kan?”

“Benar sekali,” camar itu menyetujui. “Tuhan kita memberikan ilham bagi setiap makhluk hidup. Kami semua melakukan apa yang diperintahkan pada kami. Jangan pernah lupa bahwa Allah mencakup segala sesuatu dan menjaganya di bawah kendaliNya. Ia adalah Pemimpin segala sesuatu. Engkau dapat menemukan banyak ayat tentang hal ini di dalam Al Quran. Nah, feri ini mendekati daratan sekarang, dan aku akan terbang kembali untuk bergabung dengan teman-temanku. Sampai berjumpa lagi ...” Jalal menyaksikan teman barunya terbang menjauh, kian mengecil di kejauhan.

Setibanya di rumah, Jalal mencari sebuah ayat dalam Al Quran tentang segala sesuatu yang berada di bawah kendali Allah. Ia menemukannya dalam Surat Hud, dan segera mempelajari ayat tersebut dengan sungguh-sungguh:

[Hud menyebutkan,] “Aku telah meletakkan kepercayaanku kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada makhluk yang muncul tanpa perencanaan. Tuhanku berada pada Jalan Yang Lurus.” (Surat Hud: 56).

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas? Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (Surat An-Nahl: 79).

Anak-anakku, pernahkah kalian mendengar sejenis burung yang dikenal dengan nama MEGAPODE? Ketika burung-burung ini mempunyai anak yang harus dibesarkan, selalu burung jantan yang merawat anak-anak burung itu. Pertama, Ibu burung menggali lubang besar untuk meletakkan telur-telur di dalamnya. Setelah telur-telur diletakkan, burung jantan harus menjaga agar suhu sarang tetap 92 derajat Fahrenheit (atau 3 derajat Celsius).

Untuk mengukur suhu sarang, burung jantan mengubur paruhnya dalam pasir yang menutupinya, menggunakan sarangnya seperti termometer. Burung mengulang-ulang terus hal ini. Jika suhu sarang meningkat, dengan segera burung membuka lubang udara untuk menurunkan suhu. Paruh burung juga merupakan termometer yang luarbiasa peka. Jika seseorang melemparkan segenggam tanah di atas sarang dan suhunya meningkat sedikit sekali, burung dapat mendeteksinya. Pengukuran semacam itu hanya mungkin kita lakukan dengan menggunakan sebuah termometer. Namun, MEGAPODE melakukan hal ini sejak berabad-abad lamanya, dan tak pernah membuat kesalahan sekecil apapun.

Ini karena Allah mengajari mereka segala sesuatu. Adalah Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan paruh dengan kepekaan seperti termometer.

Sunday, September 28, 2008

Anak Tak Nyaman di Sekolah


Agar tak perlu cemas berlebihan tentang apa dan bagaimana perasaan anak di sekolah, berikut langkah yang bisa dilakukan.

1. Komunikasi
Bicarakan mengenai apa saja yang terjadi di sekolah secara teratur. Tentukan waktu yang tepat untuk berbicara mengenai sekolah. Misalnya sebelum makan malam, saat makan malam, saat mandi, atau waktu lain yang tepat menurut Anda. Sebaiknya mulai pembicaraan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Tadi Ibu guru bilang apa di kelas?" atau "Hari ini kamu main sama siapa saja saat istirahat? Main ayunan lagi atau yang lain?"

2. Tanya dengan rinci
Jangan berhenti di pertanyaan, "Bagaimana tadi di sekolah?" dan jangan langsung puas bila anak menjawab, "Baik-baik saja", atau "Biasa-biasa saja". Sebaiknya, ajukan pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan 1-2 kata saja. Pancing anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya bercerita. Tanyakan padanya, pelajaran apa yang paling disukainya dan pelajaran apa yang paling sulit. Tanyakan juga, guru mata pelajaran apa yang paling disukainya dan mengapa? Atau tanyakan kepadanya kejadian-kejadian apa yang telah terjadi di sekolah hari ini, baik yang menyenangkan maupun yang membuat dia sedih.

3. Ringan tangan
Luangkan waktu sedapat mungkin untuk bisa ikut berpartisipasi dengan kegiatan yang dilakukan kelas anak Anda. Dengan cara ini, Anda akan dengan mudah mengetahui apa yang dirasakan Si Kecil mengenai sekolah. Anda pun jadi punya kesempatan melihat bagaimana sikap guru terhadap murid-muridnya, terutama terhadap Si Kecil. Atau, bisa jadi, ternyata pelajaran di kelas tersebut terlalu mudah sehingga dia perlu dipindahkan ke kelas yang lebih tinggi.

4. Hubungan baik dengan guru
Lima hari dalam seminggu guru menghabiskan waktunya dengan anak Anda. Bila anak tiba-tiba sedih atau mempunyai masalah dengan teman-temannya, biasanya guru mengetahui hal ini.

Saturday, September 27, 2008

Tinggal Dekat Jalan Tol Bahayakan Kesehatan Bayi

Bermukim dekat dengan jalan tol memang praktis, terutama dalam hal berkendara. Namun menurut penelitian, tinggal di dekat jalan tol dapat berbahaya bagi kesehatan bayi.

Dr. Melissa Genereux dari Kanada menulis dalam sebuah jurnal kesehatan mengenai hasil penelitiannya terhadap 100.000 kelahiran bayi di Monteral selama periode 1997-2001. Mereka yang diteliti adalah yang bermukim di sekitar jalan tol.

Dalam penelitian terbukti, bayi-bayi yang lahir dari pemukiman berjarak 200 meter dari jalan tol memiliki risiko untuk lahir prematur sebanyak 14 persen. Mereka juga memiliki resiko 17 persen untuk lahir dalam berat di bawah standar, demikian kutip detikhot dari health24, Senin (4/8/2008).

Dari data yang ditemukan, bayi yang lahir dengan berat badan rendah pada pemukiman berjarak 200 meter dari jalan tol meningkat sebanyak 81 persen. Sedangkan yang lahir prematur mengalami kenaikan hingga 58 persen.

Lebih lanjut dijelaskan, polusi merupakan dalang dari keadaan di atas. Semakin dekat pemukiman dengan jalan tol, maka akan semakin banyak polusi dari kendaraan yang terhirup.

Pada ibu hamil, hal tersebut mempengaruhi janinnya secara langsung sehingga menganggu kesehatan janin. Misalnya infeksi pada sistem pernapasan sang jabang bayi. Jadi pilih-pilih dengan baik lokasi rumah Anda.

dari detikhot.com

Friday, September 26, 2008

Origami Adalah Matematika

Sebuah kompetisi dan konvensi origami digelar di Jepang. Acara itu diadakan untuk menghapus kesan bahwa seni melipat kertas ala Jepang itu hanya mainan anak-anak. "Ada stigma yang mengatakan bahwa origami adalah mainan anak-anak. Tetapi, sesungguhnya ini adalah seni," kata salah seorang peserta, Joseph Wu, yang berasal dari Kanada.

Acara tersebut dihadiri 400, yang datang dari penjuru dunia, dari Australia hingga Prancis. Masing-masing menunjukkan keahliannya melipat kertas menjadi bentuk-bentuk menarik.

Wu, misalnya, menunjukkan karyanya berbentuk naga lengkap dengan sayapnya. Ada peserta lain yang membentuk salah seorang tokoh dalam film Star Wars, Yoda.
Origami dikenal sejak 1.600 tahun lalu. Awalnya adalah aturan membuat hiasan dari selembar kertas tanpa bantuan lem dan gunting. "Kini dibutuhkan lebih banyak kertas meski tetap tanpa lem dan gunting," jelas Wu, yang tinggal di Vancouver.

Untuk membuat naga, Wu membutuhkan lima helai kertas. "Saya mungkin bisa membuatnya dengan menggunakan satu kertas. Tapi, saya tertarik untuk memperoleh hasil yang maksimal," terangnya.

Saat ini, origami memiliki banyak pola, dan akhirnya memunculkan lebih banyak peminat. "Orang semakin banyak yang memberikan perhatian. Memang tidak seperti seni lukis atau pahat. Namun, origami juga merupakan keterampilan dan seni," papar Wu.

Origami juga mulai menjadi bahan pelajaran yang berkaitan dengan dimensi. Geometri origami menjadi pelajaran yang diminati di jurusan matematika di Institut Teknologi Massachusetts.

"Origami adalah jalan terbaik untuk mempelajari matematika. Seni melipat tersebut mencakup cabang-cabang matematika, seperti teori angka, kalkulus, kombinasi, analisis masalah, dari trigonometri sampai aljabar abstark," kata Tom Hull, pendiri dan profesor di Merrimack College, North Andover Maine.
Zaman dulu, origami dipercaya digunakan untuk menciptakan ornamen suci di Pemakaman Utama Ise, yang merupakan pusat agama Shinto Jepang. Seni tersebut turun-menurun, dari satu generasi ke generasi yang lain, di antara anggota samurai.

Diagram origami bisa download disini.

dari Jawa Pos

Thursday, September 25, 2008

ASI vs Susu Formula

Kita sering mendengar kampanye agar tiap ibu yang baru melahirkan memberikan ASI pada sang buah hati, bahkan sebisa mungkin ASI eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan lain pendamping ASI selama setidaknya empat bulan pertama usia bayi. ASI memang makanan yang paling cocok untuk bayi manusia, demikian pula halnya dengan susu sapi, tentunya paling cocok untuk bayi sapi, dan bukan bayi manusia. Untuk lebih meyakinkan, berikut beberapa keunggulan ASI dibanding dengan susu formula.

Sumber gizi sempurna

ASI : Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan nprotein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Susu formula : Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey dan casein dalam susu sapi adalah 20 : 80.

Mudah dicerna

ASI : Pembentukan enzim pencdrnaan bayi baru sempurna pada usia kurang dari 5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan.

Susu formula : sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernqaan. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme (proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru, dan lain-lain) yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.

Komposisi sesuai kebutuhan

ASI : Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari hari ke hari. Misalnya kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar pada awal kelahiran) terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu system pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi optimal. Selain itu komposisi ASI pada saat mulai menyusui ( fore milk ) berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui ( hind milk ). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan dengan hind milk (berwarna putih dan kental). Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis.

Susu formula : komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai aturan pakai).

Mengandung zat pelindung

ASI : Mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup. Selain itu, ASI mengandung faktor bifidus. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeki beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli .

Susu formula : hanya sedikit mengandung immunoglobulin, dan sebagian besar merupakan jenis yang “salah” (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi,. Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup.

Cita rasa bervariasi

ASI : cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Cara Merawat Pusar Bayi

Pusar, atau dalam bahasa sehari-hari biasa disebut udel, adalah bagian tubuh berbentuk seperti kancing yang ‘menempel’ di perut kita. Pada masa janin, pusar berbentuk seperti saluran yang menyambungkan bayi dengan plasenta, berfungsi sebagai saluran penyuplai makanan, sekaligus sebagai jalan pembuangan sisa-sisa metabolisme dan juga sistem ekskresi janin.

Pada saat bayi lahir, dokter biasanya menyisakan beberapa sentimeter bagian dari pusar bayi yang nanti akan lepas dengan sendirinya. Masyarakat kita mengenal dengan istilah ‘puput pusar’, yang biasanya terjadi sekitar 10 – 21 hari setelah bayi lahir.

Sebelum tali pusar lepas, bagian tubuh ini perlu mendapatkan perawatan ekstra cermat, karena jika terjadi infeksi pada pusar, infeksi tersebut dapat menyebar ke dalam tubuh bayi dengan cepat. Namun tak perlu takut merawat pusar bayi yang baru lahir. Yang penting hati-hati dan teliti.

Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah :

1. Bersihkan area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air matang. Lakukan dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong pusar. Kemudian keringkan dengan handuk lembut.

2. Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.

3. Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.

Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :

1. Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
2. Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
3. Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus 4. dibalut sehingga mendapat udara cukup.
5. Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
6. Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
7. Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.

Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit betadine.

Wednesday, September 24, 2008

Batuk Pilek Anak Susah Sembuh

Anak ibu sering mengalami batuk pilek yang susah sembuh? Atau setelah dibawa ke dokter sembuh tapi beberapa hari kemudian akan kambuh lagi. Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan pada kasus semacam ini.

Apakah anak ibu memiliki alergi terhadap debu atau udara dingin, atau apapun yang menyebabkannya sering batuk dan pilek? Coba minta rujukan pada dokter anak untuk memeriksakan kemungkinan adanya alergi dan untuk melakukan tes alergi untuk mengetahui penyebab alerginya (alergen-nya), karena pada kebanyakan kasus, sinusitis sering kali disebabkan oleh alergi. Kami mencurigai adanya alergi (kemungkinan dengan udara dingin) karena anak ibu kerap pilek di pagi hari (biasanya pada pagi hari, udara lebih dingin).

Sayangnya, alergi sampai saat ini tidak ada obatnya. yang bisa dilakukan adalah dengan mengendalikannya. Misalnya dengan tidak mendekati penyebab alergi itu sendiri. Jika ternyata alerginya diakibatkan oleh udara pagi yang dingin, usahakan agar menjelang subuh dan pagi hari, kamarnya tidak kemasukan udara dari luar agar tidak pilek, dan jangan mandi dengan air dingin supaya tidak memperparah pileknya.

Sinusitis adalah radang pada rongga sinus yang diakibatkan oleh menumpuknya lendir yang tidak bisa terbuang, bisa diakibatkan oleh pilek yang berkepanjangan. Jika anak ibu hanya batuk-batuk biasa, sebaiknya jangan selalu diberi antibiotik, karena seperti kata ibu di atas, dikuatirkan anak ibu resisten terhadap antibiotik. Yang bisa dilakukan adalah memberikan obat batuk yang sifatnya melegakan pernapasan. Boleh juga dirajinkan minum sari kencur dan jahe yang berkhasiat mengurangi gejala batuk dan gatal-gatal di leher supaya tidak melulu diberi obat kimia. Kecuali jika memang sinusitisnya kambuh (hidung tersumbat, susah bernapas, nyeri pada daerah antara mata atau tulang dibawah mata), artinya ada peradangan dan membutuhkan antibiotik.

Jika bisa membantu, coba berkonsultasi-lah dengan dokter lain untuk pendapat kedua, dan sebaiknya dokter THT. Batuk yang terus menerus hampir jarang sembuh tentunya mengindikasikan adanya hal yang 'tidak beres', dan jika perlu mintalah dokter untuk memeriksa kondisi paru-parunya juga, selain sinusitisnya.

Membersihkan Telinga Anak

Rongga hidung dan telinga memang berhubungan, sehingga saat hidung tersumbat, biasanya telinga terasa nyeri akibat tekanan karena ada sumbatan di ujung rongga bagian hidung. Apalagi jika telinga tertutup kotoran.

Sebetulnya jika ingin membersihkan kotoran telinga, apalagi kondisinya sangat kotor, disarankan untuk membersihkannya ke dokter THT karena dikhawatirkan jika membersihkan sendiri bisa timbul infeksi akibat gesekan dengan dinding telinga. Kotoran telinga sebenarnya adalah mekanisme pertahanan telinga untuk menyaring kotoran yang masuk lewat udara, jadi untuk membersihkannya pun tidak boleh sembarangan dikorek.

Ada juga obat tetes telinga yang bisa digunakan untuk melarutkan kotoran telinga sehingga mudah dibersihkan, namun obat ini pun harus didapat dengan resep dokter. Konsultasikan dengan dokter THT tentang cara yang tepat untuk membersihkan telinga anak Anda.

Tuesday, September 23, 2008

Resiko Persalinan Caesar

Jaman dahulu kala, persalinan hampir selalu mengenal kata "normal", dalam arti bayi keluar melalui "jalan lahir" atau vagina. Seorang kerabat pernah bercerita, ketika melahirkan anaknya yang sungsang, oleh bidan perutnya "dipijat sedemikian rupa" supaya posisi kepala bayi mengarah ke vagina. Walhasil rasanya pasti sakit luar biasa, karena pada saat itu bayinya sudah menendang-nendang, dan tangan bidan menekan sebegitu kerasnya untuk bisa memutar posisi bayi.

Pada akhir dekade 70an, caesar adalah jalan akhir yang baru diambil ketika proses kelahiran normal tidak mungkin dilakukan. Posisi saya sewaktu di perut ibu waktu itu sungsang 180derajat, artinya posisinya benar-benar terbalik dari yang semestinya (membujur, bukan melintang). Sebelum keluar keputusan caesar dari dokter, dokter tetap mengusahakan proses kelahiran secara normal. namun setelah dipastikan tidak mungkin, barulah dokter minta persetujuan dari ayah untuk melakukan operasi caesar. Walhasil saat itu saya lahir telat sekitar 4 jam, sehingga saya keluar dalam keadaan biru dan keracunan air ketuban.

Namun mulai akhir dekade 90an sampai dengan saat ini, melahirkan dengan cara caesar seakan-akan menjadi trend dan mode. Para calon ibu berbondong-bondong mem-booking rumah sakit untuk melakukan proses kelahiran dengan cara caesar, seperti halnya mem-booking hotel. Operasi caesar pun banyak yang dilakukan tanpa anjuran medis sama sekali. Alasan yang diberikan umumnya agar bisa memilih tanggal lahir seperti yang diinginkan (misalnya, pada pergantian millenium), juga untuk alasan praktis seperti sang ibu tidak perlu tersiksa harus mengejan, selain itu rasa nyeri yang ditimbulkan saat proses kelahiran juga tidak separah melahirkan normal karena sang ibu mengalami bius, baik lokal maupun total. Tak heran, angka kelahiran caesar di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Banyaknya calon ibu yang minta di-caesar tanpa rekomendasi medis, diduga karena kurangnya informasi tentang hal itu. Padahal, resiko operasi itu banyak dan serius, sehingga jauh lebih berbahaya dibanding persalinan normal. Dan yang harus memikul resiko itu bukan cuma sang ibu, tapi juga bayi. WHO sendiri mengatakan bahwa seharusnya operasi caesar hanya digunakan untuk menangani 10-15% persalinan.

Dalam kesempatan ini, mediasehat akan membantu para calon ibu untuk mengetahui seluk beluk resiko kelahiran secara caesar, baik pada ibu, maupun pada bayi.


RESIKO PADA IBU

Resiko Jangka Pendek

1. Infeksi pada Bekas Jahitan
Infeksi luka akibat persalinan caesar beda dengan luka persalinan normal. Luka persalinan normal sedikit dan mudah terlihat, sedangkan luka operasi caesar lebih besar dan berlapis-lapis. Untuk diketahui, ada sekitar 7 lapisan mulai dari kulit perut sampai dinding rahim, yang setelah operasi selesai, masing-masing lapisan dijahit tersendiri. Jadi bisa ada 3 sampai 5 lapis jahitan. Bila penyembuhan tidak sempurna, kuman akan lebih mudah menginfeksi sehingga luka menjadi lebih parah. Bukan tidak mungkin dilakukan penjahitan ulang.

2. Infeksi Rahim
Infeksi Rahim terjadi jika ibu sudah kena infeksi sebelumnya, misalnya mengalami pecah ketuban. Saat dilakukan operasi, rahim pun terinfeksi. Apalagi jika antibiotik yang digunakan dalam operasi tidak cukup kuat.

3. Keloid
Keloid atau jaringan parut muncul pada organ tertentu karena pertumbuhan berlebihan. sel-sel pembentuk organ tersebut. Ukuran sel meningkat dan terjadilah tonjolan jaringan parut. Perempuan yang punya kecenderungan keloid tiap mengalami luka niscaya mengalami keloid pada sayatan bekas operasinya.

4. Cedera Pembuluh Darah
Pisau atau gunting yang dipakai dalam operasi beresiko mencederai pembuluh darah. Misalnya tersayat. Kadang cedera terjadi pada penguraian pembuluh darah yang lengket. Ini adalah salah satu sebab mengapa darah yang keluar pada persalinan caesar lebih banyak dibandingkan persalinan normal.

5. Cedera pada Kandung Kemih
Kandung kemih letaknya melekat pada dinding rahim. Saat operasi caesar dilakukan, organ ini bisa saja terpotong. Perlu dilakukan operasi lanjutan untuk memperbaiki kandung kemih yang cedera tersebut.

6. Perdarahan
Perdarahan tak bisa dihindari dalam proses persalinan. Namun, darah yang hilang lewat operasi caesar dua kali lipat dibandingkan lewat persalinan normal.

7. Air Ketuban Masuk ke Pembuluh Darah
Selama operasi caesar berlangsung, pembuluh darah terbuka. Ini memungkinkan komplikasi berupa masuknya air ketuban ke dalam pembuluh darah (embolus). Bila embolus mencapai paru-paru, terjadilah apa yang disebut pulmonary embolism. Jantung dan pernapasan ibu bisa terhenti secara tiba-tiba. Terjadilah kematian mendadak.

8. Pembekuan Darah
Pembekuan darah bisa terjadi pada urat darah halus di bagian kaki atau organ panggul. Jika bekuan ini mengalir ke paru-paru, terjadilah embolus.

9. Kematian Saat Persalinan
Beberapa penelitian menunjukkan, angka kematian ibu pada operasi caesar lebih tinggi dibanding persalinan normal. Kematian umumnya disebabkan kesalahan pembiusan, atau perdarahan yang tak ditangani secara cepat.

10. Kelumpuhan Kandung Kemih
Usai operasi caesar, ada kemungkinan ibu tidak bisa buang air kecil karna kandung kemihnya kehilangan daya gerak (lumpuh). Ini terjadi karena saat proses pembedahan berlangsung, kandung kemih terpotong.

11. Hematoma
Hematoma adalah perdarahan dalam rongga tertentu. Jika ini terjadi, selaput di samping rahim akan membesar membentuk kantung akibat pengumpulan darah yang terus menerus. Akibatnya fatal, yaitu kematian ibu. Sebenarnya, kasus ini juga bisa terjadi pada persalinan normal. Tapi mengingat resiko perdarahan pada operasi caesar lebih tinggi, resiko hematoma pun lebih besar.

12. Usus Terpilin
Operasi caesar mengakibatkan gerak peristaltik usus tak bagus. Kemungkinan karena penangananan yang salah akibat manipulasi usus, atau perlengketan usus saat mengembalikannya ke posisi semula. Rasanya sakit sekali dan harus dilakukan operasi ulang.

13. Keracunan Darah
Keracunan darah pada operasi caesar dapat terjadi karena sebelumnya ibu sudah mengalami infeksi. Ibu yang di awal kehamilan mengalami infeksi rahim bagian bawah, berarti air ketubannya sudah mengandung kuman. Jika ketuban pecah dan didiamkan, kuman akan aktif sehingga vagina berbau busuk karena bernanah. Selanjutnya, kuman masuk ke pembuluh darah ketika operasi berlangsung, dan menyebar ke seluruh tubuh. Keracunan darah yang berat menyebabkan kematian ibu.


Resiko Jangka Panjang

14. Masalah Psikologis
Berdasarkan penelitian, perempuan yang mengalami operasi caesar punya perasaan negatif usai menjalaninya (tanpa memperhatikan kepuasan atas hasil operasi). Depresi pasca persalinan juga merupakan masalah yang sering muncul. Beberapa mengalami reaksi stres pascatrauma berupa mimpi buruk, kilas balik, atau ketakutan luar biasa terhadap kehamilan. Masalah psikologis ini lama-lama akan mengganggu kehidupan rumah tangga atau menyulitkan pendekatan terhadap bayi. Hal ini bisa muncul jika ibu tak siap menghadapi operasi.

15. Pelekatan Organ Bagian Dalam
Penyebab pelekatan organ bagian dalam pascaoperasi caesar adalah tak bersihnya lapisan permukaan dari noda darah. Terjadilah pelengketan yang menyebabkan rasa sakit pada panggul, masalah pada usus besar, serta nyeri saat melakukan hubungan seksual. Jika kelak dilakukan operasi caesar lagi, pelekatan bisa menimbulkan kesulitan teknis hingga melukai organ lain, seperti kandung kemih atau usus.

16. Pembatasan Kehamilan
Dulu, perempuan yang pernah menjalani operasi caesar hanya boleh melahirkan tiga kali. Kini, dengan teknik operasi yang lebih baik, ibu memang boleh melahirkan lebih dari itu, bahkan sampai lima kali. Tapi resiko dan komplikasinya makin berat.



Resiko Persalinan Selanjutnya

17. Sobeknya Jahitan Rahim
Ada tujuh lapis jahitan yang dibuat saat operasi caesar. yaitu jahitan pada kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Jahitan rahim ini bisa sobek pada persalinan berikutnya. Makin sering menjalani operasi caesar, makin tinggi resiko terjadinya sobekan.

18. Pengerasan Plasenta
Plasenta bisa tumbuh ke dalam melewati dinding rahim, sehingga sulit dilepaskan. Bila plasenta sampai menempel terlalu dalam (sampai ke myometrium), harus dilakukan pengangkatan rahim karena plasenta mengeras. resikonya terjadi plasenta ini bisa meningkat karena operasi caesar.

19. Tersayat
Ada dua pendapat soal kemungkinan tersayatnya bayi saat operasi caesar. Pertama, habisnya air ketuban yang membuat volume ruang di dalam rahim menyusut. Akibatnya, ruang gerak bayi pun berkurang dan lebih mudah terjangkau pisau bedah. kedua, pembedahan lapisan perut selapis demi selapis yang mengalirkan darah terus menerus. Semburan darah membuat janin sulit terlihat. Jika pembedahan dilakukan hati-hati, bayi bisa tersayat di bagian kepala atau bokong. Terlebih, dinding rahim sangat tipis.

20. Masalah Pernapasan
Bayi yang lahir lewat operasi caesar cenderung mempunyai masalah pernapasan yaitu napas cepat dan tak teratur. Ini terjadi karena bayi tak mengalami tekanan saat lahir seperti bayi yang lahir alami sehingga cairan paru-parunya tak bisa keluar. Masalah pernapasan ini akan berlanjut hingga beberapa hari setelah lahir.

21. Angka APGAR Rendah
Angka Apgar adalah angka yang mencerminkan kondisi umum bayi pada menit pertama dan menit ke lima. Rendahnya angka Apgar merupakan efek anestesi dan operasi caesar, kondisi bayi yang stres menjelang lahir, atau bayi tak distimulsai sebagaimana bayi yang lahir lewat persalinan normal. Berdasarkan penelitian, bayi yang lahir lewat operasi caesar butuh perawatan lanjutan dan alat bantu pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan bayi lahir normal.


Sumber :
1. Majalah Parents Guide, Vol. No. 7, April 2003
2. Majalah Parents Guide, Vol. No. 7, April 2003

Software Anak : Ray's Letters and Numbers v2.2


Program ini cukup komplet untuk anak-anak, mulai dari berlajar berhitung, mengenal alfabet dan mengenal warna-warna. Si kecil juga bisa sekaligus mendengarkan bagaimana cara mengucapkannya dalam bahasa Inggris.

Jenis : Shareware
ukuran : 772 KB
persyaratan : Windows 95/98/ME/NT/2000/XP
Pembuat : Ray Le Couter
Web : www.rayslearning.com

Download

Bayi Terlambat Lahir

Masa kelahiran bayi rata-rata terjadi setelah 9 bulan 10 hari sejak kehamilan dimulai. Ada kalanya terjadi beberapa hari sebelum maupun sesudahnya, tergantung dari situasi dan kondisi si ibu maupun bayi dalam kandungan. Tapi yang jelas bayi yang ada dalam kandungan, pastinya akan lahir.

Posisi bayi dalam kandungan yang salah, bisa memperlambat kelahiran. Posisi bayi yang salah ini seperti misal posisinya miring, posisi sungsang (terbalik, kaki di bawah - kepala di atas), jadi bayi susah didorong keluar, anda tentunya bisa bayangkan sendiri.

Selain posisi yang tidak benar, ukuran bayi dalam kandungan juga bisa mempengaruhi... jika bayi dalam kandungan ukurannya cukup besar, maka bisa dimengerti kalau kelahirannya akan susah, apalagi kalau ukuran pinggul sang ibu relatif kecil. Pada saat pemeriksaan kehamilan, jika bayi ternyata terlalu besar, biasanya dokter kandungan maupun bidan akan mengingatkan si ibu untuk agak mengurangi makan. Kenyataan ini bukan berarti bayi yang lahir (terlalu) kecil atau kurus itu bagus. Seorang ibu hamil harus memperhatikan diet dan pola makannya selama hamil, agar perkembangan otak dan fisik si bayi dalam kandungannya optimal.

Seperti yang telah sedikit kami singgung di atas, bahwa kondisi sang ibu juga bisa mempengaruhi proses kelahiran. Kondisi disini, meliputi kesehatan dan kebugaran si ibu. Untuk para ibu, perhatikan diet, jangan kebanyakan makan, sehingga badan jadi terlalu gemuk... seperti di saat tidak hamil pun, badan yang terlalu gemuk, itu sama saja dengan badan yang tidak bugar... di saat kelahiran nanti, kondisi si ibu harus dalam keadaan prima, agar tetap kuat sampai dorongan terakhir mengeluarkan si bayi. Hal ini sama saja untuk ibu yang terlalu kurus.. jika si ibu kurus, dikhawatirkan tidak akan kuat mendorong si bayi. Kesehatan si ibu juga penting, karena jangan sampai di masa kehamilan, si ibu terjangkit penyakit, apalagi yang parah... Pernah ada kasus, akibat si ibu sakit-sakitan, bayinya akhirnya baru keluar setelah 10 bulan dalam kandungan, akibatnya sekarang si anak jadi agak cacat daya pikirnya.

Namun, sekarang sudah ada yang namanya operasi Caesar. Operasi ini sudah biasa dilakukan untuk membantu kelahiran bayi yang sulit, baik akibat posisi dan kesehatan si bayi maupun akibat sedang tidak sehatnya si ibu sendiri pada saat melahirkan.

Maka dari itu, penting bagi seorang ibu yang sedang hamil untuk secara rutin memeriksakan kehamilannya, untuk memastikan apakah ukuran maupun posisi si bayi sudah benar, juga untuk memastikan kondisi si ibu sendiri sehat (secara fisik dan mental / psikologi), sehingga proses kehamilan sampai dengan kelahiran lancar dan sehat.

Kami mengatakan kesehatan mental / psikologi seorang ibu hamil juga penting..karena memang bisa mempengaruhi perkembangan si bayi dan proses kelahirannya. Perasaan dan emosi seorang ibu hamil ada kalanya begitu bergejolak, bisa dimengerti karena itu ada kaitannya dengan ketidak seimbangan hormon dalam tubuhnya.... kalau tidak dibendung dengan baik, maka perasaan dan emosi akan meluap-luap, dan si ibu akan mengalami histeria / depresi... Hal ini tidak mudah dilakukan, maka perlu kerja sama yang baik dengan si suami, suami harus membantu si istri agar suasana hatinya selalu tenang, jangan buat atau biarkan si istri berpikir yang aneh-aneh. Pikiran dan hati yang tenang semasa hamil, akan membantu menjaga kesehatan mental / psikologi.... kesehatan mental seorang ibu hamil penting dalam perkembangan si bayi dalam kandungannya sendiri... jika si ibu tegang / depresi, bukannya tidak mungkin akan menekan si bayi yang ada dalam kandungan juga.

Sekali lagi, kalau si ibu sehat secara fisik maupun mental, maka kehamilannya akan baik-baik saja sampai masa kelahiran si bayi.

Monday, September 22, 2008

Melatih Anak Belajar Berjalan

Menurut teori perkembangan anak, usia rata-rata mulai berjalan sekitar 10-14 bulan. Namun tak sedikit bayi di rentang usia tersebut belum mulai berjalan, hingga orang tua pun cemas. Terlebih kala di ulang tahun pertamanya, si kecil belum juga menunjukkan tanda-tanda bisa berjalan, orang tua langsung panik. Itu sebab, orang tua berupaya dengan segala cara agar bayinya mau belajar berjalan. Berikut ini sejumlah kiat yang bisa ditiru agar si kecil mau belajar berjalan :

Upacara Tedak Sinten
Masyarakat Jawa amat akrab dengan budaya ini. Biasanya dilakukan kala bayi berusia 7,5 hingga 8 bulan. Dulu, upacara ini dimaksudkan untuk mensyukuri karunia Tuhan dalam bentuk biological/physical development. Jadi, secara tak langsung budaya tedak sinten membantu menyebarluaskan ilmu perkembangan anak manusia dengan cara kultural. Orang-orang dulu, kan, enggak membicarakan ilmu. Bila ditanya kenapa, kok, diadakan tedak sinten, mungkin jawabannya karena kaki bayi memang sudah "dipanggil" oleh bumi atau ibu pertiwi. Dengan kata lain, mereka pintar tapi tak mengembangkan ilmu empirik seperti yang kita kembangkan sekarang. Semuanya diperoleh melalui pengalaman; ketika melihat bayi usia 7,5 bulan kakinya ngeplek-nglepek ke bawah, nah, mulailah mereka membuat upacara tedak siten. Dari sisi ilmiah, di usia 7,5 hingga 8 bulan, bayi sudah punya refleks menapak. Putik-putik saraf si kecil sudah merasakan pressure atau tekanan di tapak kakinya, hingga ia ingin merasakan sesuatu di tapak kakinya dan merasa enak ketika menapak. Ini semua timbul lantaran perkembangan otak sebagai manusia erect (mahluk yang berdiri). Tentunya pada mahluk yang tidak berdiri takkan timbul perasaan seperti ini. Dengan demikian, kala merasakan enak menapak, si kecil pun terdorong untuk melangkahkan kakinya. Nah, dari sinilah awal ia mau mulai belajar berjalan.

Biarkan Kakinya Menapak di Rumput yang Berembun
Tak usah takut si kecil akan kedinginan jika pagi-pagi tapak kakinya sudah dijejakkan di atas rumput yang berembun. Justru embun di rumput dapat merangsang putik-putik saraf di tapak kakinya. Bukan cuma tangan, lo, di kaki pun ada indra peraba. Hanya, indra peraba di kaki tak berkembang, yang lebih berkembang pressure sensor atau sensor tekanannya. Itu sebab, para astronot yang bebas grativasi hingga melayang-layang di udara, akan merasa aneh dan gatal di kaki lantaran tak ada tekanan.

Seperti halnya upacara tedak sinten, menapaknya si kecil di atas rumput berembun juga membuatnya merasakan enak di tapak kakinya, hingga merangsangnya menggerakkan kakinya untuk melangkah.

Baby Walker Mendorong Bayi Belajar Berjalan
Kendati penggunaan baby walker masih pro-kontra, tapi sebetulnya baby walker justru mendorong si kecil belajar berjalan, lo. Bukankah dengan duduk di baby walker, ia jadi "bisa" berjalan? Nah, inilah yang mendorongnya untuk menggerak-gerakkan kakinya agar bisa berjalan. Kita pun jadi tak lelah karena harus mentetah si kecil yang baru belajar berjalan.

Jadi, tak benar, ya, Bu-Pak, anggapan bahwa baby walker cuma membuat bayi jadi malas berjalan. Soalnya, jika si kecil sudah siap dan berani untuk berjalan, ia akan minta keluar dari baby walker-nya, kok. Nah, disinilah kita harus hati-hati. Biasanya karena si kecil ingin keluar, baby walker dapat terguling hingga si kecil pun terjungkal. Jadi, kalau sudah ada tanda-tanda si kecil tak betah lagi di baby walker-nya, lebih baik keluarkan saja ia dari baby walker-nya. Setelah fase ini biasanya baby walker akan berubah fungsi menjadi benda yang didorong-dorong oleh si kecil, tak ubahnya seperti mainan yang bisa didorong. Namun bila khawatir hal ini bisa membahayakan dirinya, toh, kini sudah tersedia mainan berbentuk mobil-mobilan yang dilengkapi dorongan. Rodanya pun bisa disetel hingga tak terlalu cepat bila si kecil mendorongnya. Alat ini memang dirancang untuk bayi yang sudah keluar dari baby walker, yaitu sekitar usia 8,5 hingga 9 bulan.

Baby walker boleh digunakan sejak bayi usia 6,5 bulan, tapi sadelnya harus disetel agar kaki si kecil menggantung. Soalnya, di usia ini, sebagai makluk erect, si kecil merasa ada kebebasan untuk bergerak dan berjalan, tapi ia belum punya kemampuan karena sebenarnya di usia ini ia baru bisa merangkak. Baru di usia 7,5 bulan, ia sudah siap untuk menapak hingga sadel bisa diturunkan. Selanjutnya, di usia 9 bulan biasanya si kecil tak mau lagi menggunakan baby walker karena sudah ingin berjalan sambil berpegangan pada suatu benda.

Yang penting diperhatikan, kala si kecil masih menggunakan baby walker, ia harus diawasi dengan ketat. Ingat, ia bisa terjungkal jika roda baby walker melaju kencang atau ia "berjalan" sambil tangannya melakukan hal-hal berbahaya semisal menarik taplak meja yang penuh benda atau malah memegang colokan listrik, dan lainnya. Di negara-negara maju seperti Amerika, baby walker diwajibkan menggunakan rem. Dengan begitu, kala kita ingin meninggalkan si kecil sebentar, ia tak bisa bergerak ke mana-mana. Sayang, di negeri kita masih banyak beredar baby walkertanpa rem. Jadi, jangan lengah mengawasi si kecil, ya, Bu-Pak.

"Sabet" Kakinya Pakai Belut
Cara ini kerap dilakukan oleh orang tua yang anaknya belum juga bisa berjalan selewat usia bayi. Orang-orang tua jaman dulu percaya, cara ini mampu mendorong anak untuk mau berjalan. Tentu saja, kita boleh percaya, boleh juga tak percaya. Jadi, tak masalah bila kita pun ingin menerapkannya pada si kecil. Toh, secara biomedik juga tak membahayakan si kecil. Asal menyabetnya jangan keras-keras, ya, Bu-Pak. Sayang, kebiasaan ini tak bisa dijelaskan secara ilmiah. Tak beda dengan "acara" memasukkan bayi ke dalam kurungan ayam yang menjadi bagian upacara tedak sinten, juga tak ada penjelasan ilmiahnya. Namun secara kultural, "upacara" menyabet kaki anak pakai belut mampu menarik perhatian masyarakat hingga tahu bagaimana pentingnya fase berjalan ini.

Proses Kelahiran Bayi

Persalinan pertama selalu membuat panik sebagian besar kaum wanita. Kenali tanda-tanda kelahiran sebelum dimulai proses sesungguhnya. Hal itu akan mempermudah calon ibu menjalaninya. Jangan lupa, kekuatan mental berpengaruh cukup besar.

Kehadiran seorang bayi bagi pasangan muda merupakan hal yang amat membahagiakan. Apalagi bagi wanita. Setelah mengandung selama sembilan bulan, ia berharap proses kelahiran bayinya bisa berjalan lancar. Sayangnya harapan itu kadang tak sesuai kenyataan. Tapi Anda tak perlu khawatir. Percayalah, hanya sedikit kehamilan yang persis sama dengan buku-buku teori.
Kelahiran bayi dibagi (dengan sendirinya oleh alam dan secara resmi oleh ilmu pengetahuan) dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, dan transisi. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap berikut, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.

KONTRAKSI
Ini biasanya fase paling lama. Untungnya tingkat nyerinya masih sangat rendah atau belum terlalu terasa. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas.

“Perubahan lain ditandai turunnya kepala janin ke rongga panggul,” kata dr. Nasdaldy, DSOG dari RSIA Hermina, Jakarta. Penurunan dapat terjadi beberapa kali, beberapa minggu menjelang kelahiran. Atau hanya terjadi sekali saja saat menjelang persalinan sesungguhnya.

Reaksi pada ibu pun macam-macam. Ada yang merasakan mulas, nyeri di bagian punggung atau pinggang. Bisa juga sudah mengeluarkan lendir bercampur bercak darah dari vagina. “Tapi pengeluaran bercak tak selalu lengket di celana. Kadang hanya tertahan di bagian dalam saja,” ujar dr. Nasdaldy.

Jika kontraksi masih jarang, calon ibu tak perlu segera ke rumah sakit. Kegiatan rutin sehari-hari masih bisa dilakukan sepanjang masih bisa merasakan kontraksi tak bertambah kencang. Jika kemudian kontraksi bertambah kencang dan makin teratur, segera ke rumah sakit. Tentu dengan perlengkapan yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti kain panjang, baju ganti, makanan kecil, buku bacaan, dan sebagainya.
Satu hal yang patut diingat, perkiraan persalinan yang disebutkan dokter, tak selamanya benar. Bisa saja maju atau mundur dua minggu dari jadwal yang telah diperkirakan dokter.

LEHER RAHIM MAKIN TERBUKA LEBAR
Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm. Jika sudah mencapai keadaan ini, sebaiknya calon ibu sudah berada di rumah sakit. Paling tidak, prosedur pendaftaran sudah harus dilakukan. Lebih baik malah urusan pendaftaran dan pesan kamar sudah dilakukan saat kehamilan memasuki usia 7 bulan. Soalnya, kerap kali rumah sakit (terutama yang beken), kehabisan kamar.

Serangkaian pemeriksaan rutin akan dilakukan menjelang kelahiran. Mengenakan baju yang disediakan pihak rumah sakit sudah menjadi kebiasaan di banyak rumah sakit, terutama di kota-kota besar. Perawat akan meminta contoh air kemih, memeriksa denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu tubuh. Juga akan memeriksa adanya cairan ketuban, perdarahan atau pengeluaran lendir dari vagina.

Kondisi janin pun akan dipantau. Misalnya dengan mendengarkan denyut jantung bayi melalui stetoskop. Di beberapa rumah sakit yang lebih modern, digunakan alat pantau janin. Sedangkan bagaimana posisi janin, merupakan pemeriksaan berikutnya yang akan dilalui calon ibu.

Pemeriksaan dalam bagi calon ibu akan dilakukan secara rutin. Gunanya untuk memantau perkembangan pembukaan leher rahim, sehingga bisa segera dilakukan tindakan tepat jika tak terjadi kemajuan. “Umumnya dokter akan menunggu pembukaan ini secara alamiah. Kecuali jika memang terjadi kelainan pada rahim yang diketahui sebelumnya semisal adanya kista atau mioma,” terang dr. Nasdaldy, yang mengambil spesialisasi masalah kanker rahim. Kondisi tersebut memang akan mempengaruhi kontraksi pada rahim sehingga tak mendorong leher rahim untuk membuka. Akibatnya jalan rahim tetap menutup padahal ibu sudah merasakan mulas cukup lama.

Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat berbarengan dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.

Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin.

Pengeluaran lendir dan darah makin bertambah karena makin banyak pembuluh kapiler yang pecah. Mungkin juga terjadi kejang kaki. Kadang mengantuk di antara waktu kontraksi karena oksigen dipindahkan dari otak ke daerah persalinan, sehingga seolah ibu sudah kehabisan tenaga sebelum ‘pertarungan’ benar-benar terjadi.

Secara emosional, calon ibu mengalami perasaan tak berdaya dan pasrah. Bingung, gelisah, dan sulit memusatkan perhatian, apalagi istirahat. Tak jarang pula ia frustrasi karena belum ada instruksi untuk mengejan, sementara dorongan ke arah sana sudah muncul. Dokter memang akan melarang ibu mengejan sebelum pembukaan sempurna betul agar tak terjadi kesulitan saat pengeluaran bayi.

DORONG SEIRAMA INSTRUKSI DOKTER
Proses persalinan, seperti dipaparkan dr. Nasdaldy, mengandung 3 komponen. Pertama, passanger yaitu bayi itu sendiri. Kedua, passage, yaitu jalan lahir. Ketiga power, yaitu kontraksi atau yang disebut his.

“Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen itu harus dalam kondisi baik,” kata dr. Nasdaldy. Bayi tak terlalu besar ukurannya agar bisa melalui jalan lahir dan powernya pun harus teratur serta efektif hingga mampu membuka jalan lahir sampai penuh dan sempurna.
Dengan begitu, partisipasi aktif ibu dalam proses kelahiran tak kalah penting. Dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan lahir dengan baik. Proses mendorong bayi keluar biasanya sangat singkat, 10 menit. Tapi ada kalanya perlu waktu antara setengah sampai satu jam. Bahkan, jika terjadi berbagai komplikasi, bisa mencapai 3 jam.

Mengejanlah sekuat mungkin tapi tetap seirama dengan instruksi dokter. Makin efisien dorongan dari ibu, makin memudahkan bayi keluar. Dorongan yang panik dan tak teratur hanya akan menghamburkan tenaga dan hanya sedikit kemajuan yang dicapai.

Tarik beberapa kali nafas dalam, sementara kontraksi terjadi. Tarik nafas sekali lagi dan tahan. Saat kontraksi mencapai puncaknya, doronglah (mengejan) sekuat mungkin. Lebih baik mengikuti irama dorongan dengan baik ketimbang menahan nafas terlalu lama, karena akan menambah risiko pecahnya pembuluh darah di mata dan wajah Anda. Selain itu, menambah risiko berkurangnya suplai oksigen ke janin. Saat mengejan, lemaskan seluruh tubuh. Ketegangan akan melawan usaha mengejan.

Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu.

PENGELUARAN PLASENTA
Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan.
Mungkin ibu tak akan merasakannya lagi. “Tapi kontraksi masih akan tetap ada, kendati tak sekuat sebelumnya,” kata dr. Nasdaldy. Masing-masing berlangsung sekitar satu menit. Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi.

Bila plasenta telah keluar, dokter akan segera menjahit robekan atau episiotomi. Bersabarlah untuk beberapa saat. Usai itu ibu bisa menggendong bayi dan menyusuinya.

BERBAGAI KOMPLIKASI
Umumnya dokter akan membiarkan bayi keluar dengan normal selama tak ada indikasi kelainan dari ibu maupun bayi. Tapi, cukup banyak kejadian di mana seorang calon ibu harus merasakan mulas selama berjam-jam tanpa ada kemajuan berarti.

Kemajuan proses persalinan diukur melalui adanya pembukaan leher rahim dan turunnya janin ke rongga panggul. Proses persalinan normal akan didukung oleh tiga unsur utama: kontraksi rahim yang kuat yang secara efektif membuka leher rahim, bayi dapat melewati jalan lahir, dan panggul yang cukup luas untuk memudahkan keluarnya janin. Bila salah satu unsur tadi tak ada maka memungkinkan untuk terjadi kelahiran yang tak normal.Berikut sejumlah komplikasi yang mungkin saja terjadi:

1.Fase Laten Terlalu Lama
Ini terjadi bila tak ada kemajuan pada pembukaan leher rahim yang terjadi setelah 20 jam pada kelahiran pertama, dan 14 jam pada ibu yang pernah melahirkan. Penyebabnya, bisa karena terlalu banyak obat sebelum persalinan dimulai. Kadang, penyebabnya bisa psikologis. Seorang ibu yang panik mengakibatkan dilepaskannya bahan kimia pada sistem saraf yang menghambat kontraksi rahim.

Umumnya dokter memberikan rangsangan lewat suntikan atau infus. Dokter pun akan mempertimbangkan kemungkinan adanya ketidaksesuaian ukuran kepala janin dengan rongga panggul ibu (disproporsi caphalopelvic). Dokter akan mengambil langkah pembedahan caesar setelah melewati waktu 24 jam.

2.Disfungsi Primer
Bila fase aktif berjalan sangat lamban, pembukaan per jam kurang dari 1-1,2 cm untuk ibu dengan kelahiran pertama dan 1,5 cm untuk ibu yang pernah melahirkan. Kerja rahim pada proses ini bisa dipercepat dengan cara calon ibu berjalan-jalan dan tetap mengosongkan kantong kemih. Maksudnya agar tak menghambat turunnya janin ke rongga panggul.

3.Berhentinya Pembukaan Sekunder B
Dalam fase aktif tak ada kemajuan pembukaan selama dua jam atau lebih. Ibu dapat membantu proses dengan aksi gaya berat, yaitu duduk tegak, jongkok, berdiri, atau berjalan. Jika diketahui penyebabnya disproporsi cephalovic, dokter akan melakukan bedah caesar.

4.Turunnya Janin Secara Tak Normal
Bila bayi bergerak menuruni jalan lahir dengan kecepatan kurang dari 1 cm pada kelahiran pertama, dan 2 cm pada kelahiran berikutnya. Biasanya dokter akan menggunakan cunam atau forcep (alat bantu persalinan). Tapi ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan dokter akan memberikan suntikan rangsangan.

5.Tahap Kelahiran Bayi Yang Terlalu Lama
Yaitu tahap pengeluaran bayi lebih dari dua jam untuk kelahiran pertama. Jika kondisi ibu dan bayi masih dalam keadaan baik, dokter akan tetap menunggu dengan persalinan normal. Tapi jika ada kondisi yang mengarah pada harus segera dilahirkan, dokter akan melakukan bedah caesar.


Beberapa tanda persalinan palsu adalah:
* Kontraksi berlangsung sementara. Terjadi dengan jarak waktu tak teratur dan lama. Juga tak bertambah kuat dan cepat.
* Nyeri pada perut bagian bawah.
* Banyak berjalan, kontraksi malah menghilang.
* Kontraksi terhenti dengan memberi rasa nyaman, misalnya usapan.
* Rasa sakit menghilang jika mengubah sikap tubuh.

Sunday, September 21, 2008

Cara Menyapih Bayi

Menyapih anak kerap kali merepotkan bagi sang ibu. Anak jadi rewel dan sang ibu kadang merasakan sakit pada payudara karena ASI nya masih produksi namun tidak diberikan kepada sang bayi.

Berikut beberapa cara bagi ibu untuk menyapih anak :

Ada waktu untuk menyesuaikan diri
Ibu berpedoman pada pemberian ASi Ekslusif selama 6 bulan. Bayi diatas 6 bulan sebetulnya sudah bisa disapih. Disapih bukan berarti lepas memberikan ASI sama sekali namun mengurangi pemberian ASI ibu kepada bayi. ASI tetap menjadi asupan utama tapi bayi juga perlu asupan MPASI untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Untuk itu pemberian ASi kepada bayi dikurangi perlahan-lahan agar bayi dapat beradaptasi bahwa sekarang dia tidak sepenuhnya hanya mengkonsumsi ASI saja, namun sudah ada asupan lainnya.

Konsisten
Bayi yang disapih kadang nafsu makannya akan terganggu dan anak menjadi rewel. Dengan kondisi ini ibu sering tidak tega ataupun tidak sabar dan akhirnya kembali memberikan hasil. Tentu saja hal ini akan mengganggu proses penyapihan. Untuk itu ibu harus konsisten, kurangi jam-jam pemberian ASi dan berikan MPASI yang lebih bervariasi.

Sabar
Harus sabar ya bu… bila anak disapih tentu anak itu sendiri pun merasa tidak nyaman ataupun merasa ada sesuatu yang kurang untuk itu diperlukan pendekatan psikologis terhadap anak dan kesabaran yang tinggi dari sang ibu. Jangan cepat marah dan menyakiti secara fisik hal ini justru akan membuat anak tidak mau makan ataupun minum sama sekali.

Gantikan minum dengan dot
Ini untuk memberikan kemiripan minum melalui puting susu. Namun jangan sampai anak suka ngedot sampai usia 2 tahun. Usahakan usia 2 tahun anak sudah tidak minum dengan dot lagi.

Pemakaian Gurita pada Bayi

Bayi tidak boleh pakai gurita. Begitu kata dokter, kebalikan dari kebiasaan yang terjadi selama ini. Memang, tak sedikit kebiasaan turun- temurun dalam merawat bayi yang bertentangan dengan dunia medis. Bagaimana kita menyikapinya?

Dalam merawat sang buah hati, hampir bisa dipastikan kita akan "dihujani" oleh segala macam nasihat ataupun larangan dari lingkungan, entah kakek-nenek, orang tua, kaum kerabat, maupun tetangga. Umumnya, nasihat/larangan tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan praktek perawatan bayi yang bersifat turun-temurun.

Namun, "seringkali nasihat dan larangan tersebut tak bisa diterima akal sehat, meskipun ada pula yang kedengarannya masuk akal," ujar dr. Eric Gultom, Sp.A. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam cara Ibu Bayi dan Balita di ANTeve, kerja sama nakita dengan PT Endrass Perdana. Misalnya, bayi tak boleh digendong dengan kedua tungkai memeluk tubuh ibu agar kelak tungkainya tak pengkor, bengkok, atau melengkung. Begitu pula dengan nasihat untuk membedong bayi agar kelak bentuk kakinya jadi bagus

"Kedengarannya memang masuk akal bahwa cara menggendong dengan posisi demikian mungkin saja akan menyebabkan pengkar. Apalagi pada kenyataannya, saat lahir, tungkai bayi memang penampilannya bengkok atau melengkung," tutur Eric yang juga berpraktek di RSIA Lestari, Cirendeu dan RS Medistra. Tapi, lanjutnya, bila dijelaskan dengan cara lain, akan tampak penjelasan tersebut kurang masuk akal.

Semua bayi, tutur Eric, kakinya memang akan tampak melengkung ketika lahir. Pasalnya, rongga rahim sangat terbatas ruangnya. Nah, agar si bayi cukup dalam rongga rahim, posisinya harus sedemikian rupa sehingga kedua tungkai dalam posisi bersila dan melengkung ke atas. "Tentunya dalam posisi demikian selama 9 bulan, akan menyebabkan kedua tungkai penampilannya melengkung ketika lahir." Selain itu, tulangnya masih lebih lunak dan sedang bertumbuh sehingga gampang sekali terbentuk melengkung.

Kendati demikian, tungkai yang melengkung ini berangsur-angsur akan lurus kembali sejalan dengan pertumbuhan bayi. Kecuali bila ada faktor genetik dimana salah satu orang tua penampilan tungkainya tak lurus atau melengkung, akan diturunkan pada anaknya. Jadi, tukas Eric, "melengkung tidaknya tungkai tak tergantung posisi ketika menggendong bayi." Begitupun bila bayi tak dibedong, kakinya akan tumbuh lurus sesuai potensi genetik yang dimilikinya.

MEMBAHAYAKAN BAYI
Berbagai praktek perawatan bayi yang mengikuti kebiasaan-kebiasaan turun-temurun ini, menurut Eric, seringkali bukan hanya kurang dapat diterima dasar ilmiahnya, tapi juga bisa merugikan. Misalnya, pemakaian gurita untuk bebat perut bayi. Kata orang, supaya bayi jangan masuk angin." Ada pula yang bilang, agar perutnya enggak besar dan pusarnya enggak bodong.
Dalam dunia medis, tuturnya, tak dikenal istilah masuk angin. "Istilah ini mungkin maksudnya aerophagia , yaitu bayi banyak mengandung udara di lambungnya sehingga terlihat kembung. Hal ini bisa disebabkan bayi menangis lama atau cara minum susu botol kurang betul." Jadi, Bu-Pak, sama sekali tak ada kaitannya dengan pemakaian gurita.

Begitupun dengan perut besar dan pusar bodong. "Besar kecilnya perut ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak kulit, dan otot perut yang sanggup menahan daya dorong isi perut atau usus keluar. Secara alamiah, usus, kan, berusaha mendorong keluar," terang Eric. Nah, pada bayi, lanjutnya, kulit maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum tumbuh, sehingga belum mampu menahan ususnya yang mendorong keluar. Jadilah si bayi kelihatannya seperti kembung, perutnya agak besar. "Nanti, bila kulit dan lemak serta ototnya sudah lebih tebal, akan lebih sanggup menahan daya dorong tersebut." Jadi, tak akan gendut lagi, kecuali kalau makannya memang banyak.

Sama halnya dengan pusar bodong, "Bila perutnya membesar, tentu pusarnya akan menonjol, dong," tukas Eric. Tak demikian halnya setelah ketebalan kulit, lemak kulit, dan ototnya bertumbuh menjadi lebih tebal. Jadi, bukan lantaran dipakaikan gurita maka pusarnya jadi enggak bodong. Jikapun si bayi sampai punya pusar bodong, menurut Eric, karena bagian dari puntung tali pusatnya memang sejak awalnya sudah lebih besar. "Jadi, sejak lahir pusarnya memang sudah bodong, bukan karena tak dipakaikan gurita."

Pemakaian gurita, tutur Eric lebih lanjut, sebenarnya justru dapat merugikan bayi. "Bayi jadi kepanasan dan banyak keringat sehingga bisa mengalami keringet buntet di bawah lapisan gurita." Selain itu, bila pemakaian gurita terlalu ketat, "akan mengganggu gerak pernafasan bayi." Soalnya, bayi bernafas lebih dominan menggunakan gerak pernafasan perut. Jadi kalau kita bebat dia erat-erat di bagian perut, tentu akan mengganggu pernafasannya."

Contoh lain dari kebiasaan turun-temurun yang membahayakan bayi ialah membubuhkan bahan-bahan tradisional pada tali pusat yang belum puput. Hal ini bisa menimbulkan infeksi. "Perawatan tali pusat cukup dilakukan dengan menggunakan alkohol 70 persen," ujar Eric. Sebab, alkohol 70 persen dapat membunuh kuman dan mencegah berkembang-biaknya kuman, sehingga tali pusat pun terhindar dari infeksi.

Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan turun-temurun yang sampai sekarang masih sering dijumpai dalam praktek perawatan bayi sehari-hari. Saran Eric, sebaiknya Bapak dan Ibu tanyakan dulu kepada dokter, apakah ada bahayanya bagi bayi Anda. Bila tidak, prakteknya terpulang kepada Bapak-Ibu sendiri sebagai orang tua si bayi.

Saturday, September 20, 2008

Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini

Perhatian pemerintah terhadap pendidikan secara umum tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu “… mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, MPR-RI telah mengamandemen Pasal 31 UUD 1945 yang menghasilkan Pasal 31 Ayat (1) sampai Ayat (5) sebagai berikut:

1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
3. Pemerintah menyelenggarakan dan mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat.

Pasal 31 tersebut, kemudian dijabarkan secara progresif dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (selanjutnya disebut UU Sisdiknas) yang di dalamnya jelas dan tegas mengamanatkan program wajib belajar minimal sampai ke jenjang pendidikan dasar. Setiap warga negara wajib mendapatkan pendidikan yang bermutu, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara sesuai dengan bakat, minat, tingkat kecerdasan dan kemampuannya tanpa diskriminasi, minimal setara dengan Standar Nasional Pendidikan.

UU No. 20 tahun 2003 pada Bab VII tentang Bahasa Pengantar Pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa ”Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik”. Terkait dengan hal ini, BPK PENABUR Jakarta mengambil pelaksanaan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mulai pada satuan pendidikan taman kanak-kanak.

Standar Nasional Pendidikan
Untuk menjamin tercapainya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara secara nasional perlu dibuat standar nasional pendidikan yang harus dijadikan pedoman oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai penanggung jawab dan satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan agar dapat menghasilkan ouput/lulusan yang berkompeten sesuai dengan Pasal 35 UU Sisdiknas yang menyatakan :

1. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
2. Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan.
3. Pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjamin, dan pengendali mutu pendidikan.

Standar nasional pendidikan antara lain ditindaklanjuti dengan pengembangan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Sementara, PP No. 19 tahun 2005 tersebut tidak mengatur mengenai standar nasional pendidikan untuk jenjang pendidikan TK/RA. Namun demikian pengembangan kurikulum TK/RA tetap diperbolehkan asalkan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam Penjelasan atas UU No. 20 tahun 2003 bahwa TK menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Hal ini dipertegas dengan RPP tentang Pendidikan Anak Usia Dini; Bagian kesatu tentang Kurikulum Pasal 15 ayat (3), (4) dan (6); yang intinya memberikan dukungan terhadap pengembangan kurikulum yang salah satu bentuknya adalah penggunaan bahasa asing dalam pembelajaran anak usia dini. Sementara itu, tentang tahap perkembangan peserta didik khususnya peserta didik usia dini diulas dalam landasan teoritis pendidikan anak usia dini.

Dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar telah diatur bahwa ada 26 butir kemampuan bahasa yang diharapkan dapat dicapai, antara lain (Soegeng Santoso, 2000):

a Menirukan kembali urutan angka, urutan kata
b Mengikuti beberapa perintah sekaligus
c Berbicara lancar
d Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secara sederhana
e Menjawab pertanyaan
f Menceritakan kembali
g Memberikan nama benda, binatang, tanaman, bentuk, ciri atau sifat tertentu
h Menceritakan gambar yang disediakan
i Mengenal kebalikan; misalnya siang dan malam.


Sumber :
Kurikulum TK dan RA, Depdiknas Sudin Dikdas, 2005
PP No. 19 tahun 2005
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kekerasan Terhadap Anak

Semua orang tua pasti sekali waktu merasa marah terhadap anaknya. Mengatasi perilaku anak memang bukan perkara mudah. Hanya dengan bilang “tidak” saja belum tentu dapat meredam sikap yang menjengkelkan tersebut. Dalam menghadapi sikap dan perilaku anak yang menyulitkan tersebut banyak orang tua yang lepas kendali sehingga mengatakan atau melakukan sesuatu yang membahayakan anak sehingga kemudian mereka sesali. Jika situasi ini sering berulang, hal ini yang dikatakan sebagai penyiksaan anak, baik secara fisik maupun mental. Beberapa kriteria yang termasuk perilaku menyiksa seperti :
• Menghukum anak secara berlebihan
• Memukul
• Menyulut dengan ujung rokok, membakar, menampar, membanting
• Terus menerus mengkritik, mengancam, atau menunjukkan sikap penolakan terhadap anak
• Pelecehan seksual
• Menyerang anak secara agresif
• Mengabaikan anak; tidak memperhatikan kebutuhan makan, bermain, kasih sayang dan memberikan rasa aman yang memadai

Menurut pendapat Vander Zanden (1989), perilaku menyiksa dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penyerangan secara fisik atau melukai anak; dan perbuatan ini dilakukan justru oleh pengasuhnya (orang tua atau pengasuh non-keluarga). Menurut data penelitian diungkapkan bahwa penyiksaan secara fisik banyak dialami oleh anak-anak sejak masa bayi, dan berlanjut hingga masa kanak-kanak sampai remaja.
Lain lagi pendapat para psikiater yang terhimpun dalam Himpunan Masyarakat Pencegah Kekerasan Pada Anak di Inggris (1999). Mereka berpendapat, bahwa pengabaian terhadap anak juga merupakan sikap penyiksaan namun lebih bersifat pasif. Efek dari penyiksaan maupun pengabaian terhadap anak sama-sama mendatangkan akibat yang buruk. Untuk mengetahui lebih jelas apa dan sejauh mana dampak dari sikap orang tua yang demikian, Anda dapat melihat pada artikel kami tentang dampak penyiksaan dan pengabaian orangtua terhadap anak.

Pengabaian Terhadap Anak
Penyiksaan terhadap anak tidak terbatas pada perilaku agresif seperti memukul, membentak-bentak, menghukum secara fisik dan sebagainya, namun sikap orang tua yang mengabaikan anak-anaknya juga tergolong bentuk penyiksaan secara pasif. Pengabaian dapat diartikan sebagai ketiadaan perhatian baik sosial, emosional dan fisik yang memadai, yang sudah selayaknya diterima oleh sang anak. Pengabaian ini dapat berbentuk :
• Kurang memberikan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan anak
• Tidak memperhatikan kebutuhan makan, bermain, rasa aman, kesehatan, perlindungan (rumah) dan pendidikan
• Mengacuhkan anak, tidak mengajak bicara
• Membeda-bedakan kasih sayang dan perhatian antara anak-anaknya
• Dipisahkan dari orang tua, jika tidak ada pengganti yang stabil dan memuaskan

Wednesday, September 10, 2008

Lagu Anak bagian 2

Menambah daftar koleksi lagu anak yang pernah saya posting beberapa waktu lalu, saya tambahkan lagi beberapa buah untuk menambah koleksi sekaligus mengobati kerinduan akan dunia anak yang kini mulai hilang oleh ego orang tua dan media.

Apalagi setelah melihat data di file hosting ziddu, ternyata cukup banyak yang mendownload lagu-lagu anak jadul tersebut. Ini membuktikan bahwa masyarakat kita masih antusias juga dengan dunia anak-anak dan musiknya yang sesuai.

Download :
Bermain Layang Layang
Bintang Kecil
Desaku
Dakocan
Burung Kutilang
Dua Mata Saya
Disini Senang Disana Senang
Kukuruyuk
Kupu-kupu yang Lucu
Ibu Pertiwi

Software Anak : Speed Math 3.0


Game balap unik, selain si kecil bisa memainkan balapan, ajaklah untuk belajar matematika. Software menggunakan konsep Racing Game untuk mengajarkan matematika dasar. Ada 100 Levels yang bisa dimainkan dengan 5 tingkat kesulitan. Tampilan interface-nya berbasis Windows dengan resolusi layar cukup halus.

Jenis : Shareware
Ukuran file : 3 MB
Persyaratan : Windows 95/98/Me/NT/2000/XP
Pembuat : Caltrox Educational Software
Web : www.caltrox.com

Download

Stroke pada Anak-Anak

Ternyata, anak-anak dan bayi juga beresiko terkena stroke. Dampaknya juga sama dengan stroke pada orang tua.

Bayi yang baru lahir dan baru berusia 6 jam di Kanada mengalami kejang-kejang dan nafas berhenti. Tenyata setelah diperiksa, diketahui bahwa bayi tersebut menderita stroke. Penelitian terbaru di Kanada yang dilakukan oleh the Heart and Stroke Foundation of Canada, membuktikan bahwa 6 dari 100.000 anak-anak mengalami stroke. Sepertiganya terjadi pada bayi yang baru lahir.

Tidak Dapat Pemeriksaan Otak
Dalam sebuah penelitian dari 200.000 anak yang lahir di California Utara, Para peneliti mendapatkan fakta bahwa 1 dari 5.000 bayi yang dilahirkan mendapat stroke. Stroke terjadi selama proses kelahiran atau dalam bulan-bulan pertama sesudah kelahiran (stroke perinatal).

Angka statistik ini mungkin saja lebih rendah jika dibanding angka kejadian aslinya, karena pada kasus-kasus stroke, biasanya tanda-tandanya tidak terlalu jelas. Anak tersebut mungkin tidak mendapatkan pemeriksaan otak yang seharusnya mereka peroleh. Dengan demikian, frekuensi terjadinya stroke pada anak mungkin saja lebih besar dari 1:5.000.

Penemuan yang dipublikasikan dalam Annals of Neurology ini tentu saja sangat merisaukan, mengingat stroke pada bayi yang baru lahir sering kali membawa masalah neurologis jangka panjang, termasuk epilepsi, gangguan berbahasa dan gangguan perilaku misalnya hiperaktivitas. Dan masalah yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan otak (cerebral palsy ).

Penyebab stroke pada bayi memang belum jelas. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mendapatkan bahwa pada bayi yang lahir dari wanita dengan riwayat infertilitas, atau menderita infeksi pada rahim selama kehamilan, atau preeklamsi memiliki risiko tertinggi untuk menderita stroke perinatal.

Stroke dapat terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah otak yang disebut stroke iskemik atau pecahnya pembuluh darah otak yang mengakibatkan stroke hemoragik (perdarahan).

Pada stroke, sel-sel otak tidak mendapat suplai darah dan oksigen sehingga dapat menyebabkan kematian dari sel otak tersebut. Bila stroke tersebut berat, dapat menyebabkan kematian.

Penyebab pasti pada bayi yang menderita stroke secara mendadak belum diketahui secara pasti. Padahal pada saat lahir, bayi dalam keadaan sehat. Salah satu kemungkinan yang diajukan adalah adanya jepitan pada tali pusat pada saat bayi lahir menyebabkan terjadi gumpalan yang menyumbat pembuluh darah otak. Dan ibu yang akan melahirkan mempunyai darah yang mudah menggumpal sehingga dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya sumbatan pada bayi.

Gejala awal yang dapat dilihat hanya berupa gangguan bernafas dan kelemahan pada satu sisi lengan. Saat ini pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa telah dapat dilakukan seperti MRI (multiple resonance imaging) dan PET (positron emission tomography).

Penyebabnya Bervariasi
Sebaiknya kita harus lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya stroke pada bayi yang baru lahir serta dapat memberikan terapi terbaik sedini mungkin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut bila memang stroke telah terjadi.

Stroke lebih cenderung diderita oleh orang-orang lanjut usia, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis).

Pada beberapa kasus, stroke juga menyerang remaja dan orang-orang di usia produktif. Bahkan menyerang bayi dan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor genetis.

Penyebab dari stroke pada usia muda sangat bervariasi. Stroke pada usia muda dapat disebabkan oleh penyakit jantung, misalnya jantung bocor, gangguan katup jantung, penyakit darah, seperti leukemia, lupus dan lain-lain.

Kemudian stroke yang menyerang usia anak-anak pun bisa terjadi. Biasanya stroke yang menyerang itu karena adanya kelainan congenital seperti gangguan jantung, penyakit darah atau penyakit autoimmune.

Stroke yang terjadi pada anak bukan strokenya yang diturunkan dari orangtua, tapi penyakit lain yang merupakan faktor risiko stroke yang bisa diturunkan, seperti sickle cell anemia (anemia sel sabit), protein C deficiency, dan lain-lain.

Memang untuk mengenali tanda-tanda seorang anak yang berpotensi terkena stroke secara langsung mungkin tidak didapat. Tetapi secara tidak langsung mengenal tanda-tanda dari penyakit dasar yang merupakan risiko stroke.

Kesemutan Tanda Stroke
Penyakit stroke bukan hanya menyerang para orangtua, tetapi dapat menyerang semua usia. Bahkan stroke pun bisa menimbulkan kecacatan. Stroke merupakan suatu penyakit atau keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi pada pembuluh darah otak karena terjadinya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

Stroke dapat menyerang secara tiba-tiba, baik itu di kala sedang beristirahat maupun saat bekerja. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan dan meninggal dunia.

Biasanya stroke timbul tanpa adanya tanda-tanda, tetapi kadang didahului oleh keadaan yang disebut transient ischemic attacks (TIA), yaitu lemah sebelah tubuh yang akan menghilang dalam beberapa menit hingga 24 jam, atau gejala stroke lainnya yang dalam kurang dari 24 jam balik menjadi normal kembali.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stroke sebagai suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak yang dapat menimbulkan kematian maupun kelainan yang menetap lebih dari 24 jam akibat gangguan vaskuler.

Mewaspadai tanda-tanda atau gejala stroke sangat penting untuk memastikan penderita mendapatkan perawatan lebih cepat dan tepat, sekaligus menghindari kefatalan.

Faktor Resiko Terserang Stroke
* Pernah terserang stroke
* Hipertensi (tekanan darah tinggi)
* Penyakit jantung
* Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis, klaudikasio intermiten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak ada, dan lain-lain.
* Diabetes mellitus (kencing manis)
* Polisitemia (banyak sel-sel darah)
* Kadar lemak darah yang tinggi
* Hematokrit tinggi
* Merokok
* Kegemukan (obesitas)
* Kadar asam urat tinggi
* Kurang gerak badan atau olahraga

Gejala Stroke
* Tiba-tiba sakit kepala.
* Pusing, bingung.
* Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman. Ini bisa terjadi pada satu atau dua mata.
* Kehilangan keseimbangan, lemah.
* Rasa baal/kebas atau semutan pada satu sisi tubuh.
* Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki.
* Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran).
* Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki.
* Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara.
* Sukar menelan.
* Kehilangan kontrol terhadap pengeluaran air seni dan feses.
* Kehilangan daya ingat atau konsentrasi, perubahan perilaku, misalnya bicara tidak menentu, mudah marah, tingkah laku seperti anak kecil.

Friday, September 5, 2008

Imunisasi Tambahan

Konsultasi Dr Samsuridjal Djauzi

Saya ibu yang mempunyai tiga anak. Anak pertama laki-laki berumur 17 tahun, kedua perempuan (14 tahun) dan ketiga juga perempuan (10 tahun).

Saya berusaha mengikuti informasi kesehatan untuk memelihara kesehatan keluarga. Maklumlah, suami saya bekerja di bidang keuangan sehingga setiap hari berangkat pagi dan pulang malam. Jadinya saya sebagai ibu rumah tangga yang lebih berperan menjaga kesehatan anak-anak. Juga saya lebih banyak berkomunikasi dengan anak.

Belakangan saya banyak membaca dan mendengar mengenai imunisasi. Semua anak saya telah mendapat imunisasi yang diwajibkan, bahkan imunisasi yang dianjurkan, seperti campak dan MMR. Tampaknya banyak vaksin baru bermunculan yang katanya ampuh mencegah penyakit.

Patut dokter ketahui, anak bungsu saya penderita asma. Serangan asma cukup sering dan sering didahului influenza. Dokter menganjurkan dia mendapat imunisasi influenza setiap tahun.

Saya masih ragu karena sepanjang yang saya ketahui imunisasi influenza ditujukan untuk orang lanjut usia dan jemaah haji. Bagaimana pendapat Dokter?

Sekarang juga sedang heboh informasi mengenai vaksin pencegah kanker serviks. Saya memahami, saya berisiko terkena kanker serviks. Selama ini saya teratur menjalani pemeriksaan Pap smear.

Apakah saya sebaiknya ikut vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks? Apakah seumur saya masih mendapat manfaat karena menurut informasi vaksin ini ditujukan untuk perempuan sampai umur 26 tahun?

Anak perempuan saya yang berumur 14 tahun juga tertarik ikut vaksinasi, apakah sebaiknya dia ikut ? Benarkah vaksinasi ini mencegah kutil kelamin pada laki-laki? Saya sedang mempertimbangkan mengajak anak lelaki saya ikut vaksinasi HPV. Terima kasih atas perhatian Dokter.

Wah, Anda rupanya mengikuti informasi perkembangan imunisasi dengan baik dan mengamalkannya pada keluarga. Saya mengucapkan selamat karena seluruh anak Anda mendapat imunisasi lengkap. Mudah-mudahan mereka tumbuh dan berkembang baik.

Memang benar jumlah vaksin baru terus bertambah. Penelitian pengembangan vaksin baru juga marak. Kita berharap penyakit infeksi yang selama ini menjadi masalah kesehatan masyarakat dapat dikendalikan penularannya melalui imunisasi. Vaksin yang baru saja disetujui peredarannya adalah vaksin Rotavirus dan HPV (human papilloma virus).

Pengendalian asma sekarang menjadi isu hangat karena para pakar kesehatan berharap penderita asma dapat hidup normal, melaksanakan kegiatan olahraga, dan menikmati hobinya tanpa terganggu serangan asma. Konsep baru yang sedang dimasyarakatkan adalah pengendalian asma secara total. Artinya dengan obat yang tersedia serangan asma dapat dihindari karena obat asma dapat mencapai keadaan fungsi paru hampir normal.

Selama ini pengobatan asma kurang maksimal sehingga penderita terbatas kegiatannya. Memang dengan pendekatan baru obat asma yang digunakan mungkin akan lebih besar dosisnya daripada biasa. Pada terapi baru pasien dan keluarga juga dapat mengukur keberhasilan terapi asma dengan memakai alat ukur sederhana berupa daftar pertanyaan yang diberi nilai.

Serangan asma dapat dicetuskan oleh alergi, infeksi (terutama infeksi saluran napas), dan kelelahan. Untuk menghindari faktor pencetus berupa influenza memang imunisasi influenza dapat digunakan. Untuk menetapkan apakah imunisasi influenza ini akan bermanfaat bagi anak Anda, sebaiknya Anda mendiskusikannya dengan dokter keluarga Anda.

Penemuan vaksin HPV merupakan penemuan penting. Vaksin ini sudah lama ditunggu untuk mengurangi penularan infeksi HPV yang merupakan faktor penting terjadinya kanker serviks.

Sebenarnya sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dan hanya sebagian kecil yang akan berkembang menjadi kanker serviks. Perkembangan menjadi kanker ini pun memerlukan waktu lama, sekitar 20 tahun. Karena itulah diperlukan program Pap smear agar dapat mendeteksi kelainan pada serviks secara dini.

Karena penularan infeksi HIV mudah terjadi, maka kejadian kanker serviks masih amat tinggi. Di negeri kita kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai pada perempuan. Karena manfaatnya yang nyata, meski vaksin ini masih baru tetapi telah disetujui beredar di 82 negara. Di Indonesia sendiri vaksin ini tersedia sejak tahun 2007 dan diindikasikan pada perempuan berumur 12 sampai 26 tahun.

Vaksin ini memberi manfaat besar bila orang yang divaksin belum pernah melakukan hubungan seksual (belum tertular HPV). Penelitian belakangan ini menunjukkan, vaksin ini masih bermanfaat untuk perempuan sampai umur 45 tahun.

Khusus untuk manfaat terhadap Anda sekali lagi saya menganjurkan Anda berkonsultasi dengan dokter kebidanan Anda. Vaksin ini juga memang bermanfaat untuk laki-laki untuk mencegah condyloma acuminate (kutil kelamin). Kelainan ini juga sering dijumpai pada masyarakat dan terapinya sampai saat ini belum memuaskan. Karena itu, upaya vaksinasi merupakan upaya yang patut diperhatikan.

Hanya patut diketahui, harga vaksin ini masih mahal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk informasi yang lebih lengkap mengenai imunisasi anak Anda dapat menghubungi satuan tugas imunisasi anak Ikatan Dokter Indonesia, sedangkan informasi untuk imunisasi pada orang dewasa pada satuan tugas imunisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Nah, mudah-mudahan keluarga Anda selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.

Otak Bayi Anda Perlu Dirangsang

Menurut para ahli, lingkungan tempat di mana bayi dibesarkan sangat mempengaruhi perkembangan otaknya. Pada tahun pertama dalam kehidupan bayi Anda, sistem otak mulai terbentuk dengan cepat. Aktivitas otak sudah mulai membentuk hubungan elektrik sangat kecil yang disebut sinapses. Sejumlah rangsangan yang diterima bayi secara langsung mempengaruhi pembentukan sinapses ini.

Rangsangan yang senantiasa berulang akan menguatkan hubungan-hubungan tersebut dan membuatnya menjadi permanen, sementara rangsangan lain yang tidak banyak berulang lama-lama akan hilang. Dengan demikian tahun pertama itu merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan otak bayi.

Periode ini (perkembangan otak dan pembentukan jaringan kerja otak) merupakan periode intensif yang hanya terjadi sekali dalam seluruh kehidupan seseorang. Sebagai orangtua, tentu Anda tak ingin melewatkan kesempatan emas yang sangat singkat ini, bukan?

Berikut ini beberapa hal menakjubkan yang pernah ditemukan:

- Bayi memiliki suatu kebutuhan biologis dan keinginan untuk belajar
- Jaringan kerja sinapses yang terbentuk dalam otak bayi nyaris komplet setelah tiga tahun pertama.
- Semakin banyak rangsangan yang dialami bayi, sirkuit dalam otak akan semakin meningkat dan dapat mengembangkan kemampuan belajar bayi Anda di masa depan.
- Otak bayi memiliki pilihan yang jelas untuk gambaran-gambaran yang sangat berbeda satu sama lain.
- Kemampuan otak bayi dapat menurun atau meningkat sekitar 25 persen, tergantung lingkungan dan rangsangan yang diterimanya.
- Rangsangan visual memiliki banyak keuntungan seperti; meningkatkan keingintahuan, konsentrasi dan kemampuan atentivitas.
- Permainan bayi yang paling baik adalah Anda sendiri. Buat kontak sebanyak mungkin dengan bayi Anda!

Rahasia merangsang otak si kecil
1. Cinta. Cinta dan perhatian merupakan kebutuhan riil pertama. Bayi Anda tidak pernah mengatur atau memanipulasi Anda. Dia sangat butuh cinta mesra Anda. Cinta Anda yang tidak terbatas memperkuat penghargaan diri dan meningkatkan perkembangan sirkuit otak bayi Anda.
2. Bicaralah pada bayi Anda sesering, selembut mungkin dengan kasanah kata sebanyak mungkin, serta berbagai ekspresi. Suara Anda adalah suara favorit bayi Anda, sebab dia sudah mulai mendengarnya sejak ada di kandungan.
3. Jawab permintaan bayi Anda (misalnya mencoba memahami tangisan bayi Anda) tanpa ragu-ragu. Hal ini akan mengajarkan pada bayi Anda untuk berani berkomunikasi dengan orang lain, dan memberi stabilitas emosi dan kepercayaan yang tinggi untuk dia.
4. Sentuh bayi Anda. Para ahli menemukan bahwa bayi prematur yang dibelai akan tumbuh lebih cepat, sedikit menangis, dan akan segera diperbolehkan pulang dari rumahsakit daripada yang tidak dibelai.
5. Ekspresi yang positif. Bayi Anda akan hafal dan paham betul suara, ekspresi wajah, dan gerak Anda. Maka buatlah dia kenal ekspresi dan suara yang positif.
6. Biarkan bayi Anda mengalami lingkungan yang berbeda; ajak jalan-jalan, tunjukkan hal-hal yang menarik di sekitar lingkungan Anda.
7. Biarkan Bayi Anda mengenali berbagai tekstur dan temperatur (tentu jangan terlalu dingin, panas, atau keras). Sediakan lingkungan yang aman bagi eksplorasi bayi, karena pengenalan yang dilakukannya memang butuh waktu.
8. Bacakan buku-buku. Walaupun bayi Anda belum bisa mengikuti atau membaca, namun gambar-gambar dan suara Anda baik buat dia.
9. Mainkan musik atau biarkan bayi Anda mendengarkan musik seperti musik klasik (Mozart misalnya). Penelitian membuktikan bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan neuron-neuron otak bayi.
10. Ketika Anda frustrasi karena bayi Anda menjatuhkan susu ke lantai, ingatlah bahwa dia melakukan itu karena sedang mencoba mengenali dunia.

Tuesday, September 2, 2008

Menonton TV Secara Sehat

Bagi sebagian anak, televisi adalah hiburan gratis yang setiap saat dengan mudah bisa ditemui. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata anak Jakarta, dalam seminggu menghabiskan waktu menonton 30-35 jam. Saat ini, bisa dibilang televisi telah bergeser dari fungsinya sebagai media informasi dan edukasi karena didominasi tontonan hiburan yang tidak edukatif.

Menurut Dr. Pinckey Triputra, dosen Fakultas Komunikasi, pasca sarjana UI, menonton TV empat jam sehari sudah tergolong sebagai heavy viewers (penonton berat). Pada anak, efeknya anak bisa terkultivasi atau terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang ditontonnya.

"Padahal banyak content TV yang bersifat pembodohan anak, mulai dari acara mistik, pornografi, serta adegan-adegan kekerasan," katanya. Selain itu, tambahnya, keberadaan siaran TV juga telah sangat dominan di dalam keluarga, sehingga terkadang menjadi penghambat komunikasi orangtua dan anak.

Penelitian mengenai dampak TV terhadap otak anak menyebutkan bahwa menonton TV dapat menghambat perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca verbal maupun memahami dan mengekspresikan lewat tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 3-10 tahun, tidak bisa membedakan antara yang nyata dan tidak nyata, lebih cepat matang secara seksual serta kegemukan.

"Usia 0-3 tahun adalah usia yang paling berbahaya, karena ini adalah masa the golden age, pada usia ini otak anak baru berkembang, jika informasi yang diterimanya overload, bisa mengganggu penyambungan syaraf otak secara permanen," kata Bobi Guntarto, Ketua Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA).

Selama ini, menurut Bobi, orangtua sering salah mengerti. Mereka kerap membiarkan anak balitanya berlama-lama di depan TV agar tidak rewel. "Balita sebaiknya tidak boleh lebih dari 10 menit menonton TV. Pada usia balita, yang paling baik adalah anak dibiarkan banyak bergerak, bermain atau bernyanyi," tuturnya.

Untuk menyelamatkan anak-anak dari pengaruh buruk tayangan TV, sudah saatnya kita sebagai orangtua ikut serta mengarahkan anak dalam memilih tayangan TV yang layak tonton.

"Pertama orangtua harus tahu dulu jenis acara yang disukai anaknya, lalu ikut menonton. Jika orangtua melihat ada materi-materi yang tidak cocok disaksikan anak-anak, ia harus menyampaikan itu ke anak-anak," ujar Bobi.

Hal senada disampaikan oleh Elly Risman, dari Yayasan Kita dan Buah Hati. "Selain sebagai jendela dunia, TV juga memiliki banyak dampak negatif," ujarnya. Elly juga menyarankan agar orangtua melakukan komunikasi dengan anak dan menyampaikan mana acara yang boleh ditonton mana yang tidak.

Dengan banyaknya bukti betapa TV bisa memberi beragam dampak buruk, banyak keluarga yang kini sudah mulai membatasi acara TV yang boleh ditonton anak-anaknya.

Dra. Hj. Ika Dalimoenthe (41), seorang dosen Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta, mengaku meski di rumah berlangganan TV kabel, tetapi ia tetap selektif memilih program acara. "Kami memilih hanya saluran-saluran yang menayangkan kartun," ujar ibu dua anak berusia 11 dan 14 tahun ini. Ia merasa lega karena anak-anaknya terkadang jauh lebih kritis dari dirinya terhadap acara-acara TV yang tidak pantas untuk ditonton.

"Orangtua sebaiknya tidak asal melarang, tapi juga memberi alasan, anak balita berumur 2,5 tahun sudah bisa diajak bicara dan mengerti kok," kata ibu 3 anak dan dua cucu ini. Sejak kecil, Elly sudah membatasi waktu menonton TV untuk anak-anaknya yakni tidak lebih dari 30 menit sehari.

Alternatif kegiatan
Melarang anak menonton TV tidak akan efektif jika para orangtua tidak memberikan alternatif kegiatan yang bisa dilakukan. "Anda tidak bisa membuat no TV jika tidak punya aktivitas sampingan," kata Elly.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan sebagai pengganti waktu menonton TV. Antara lain berjalan-jalan, ke perpustakaan, bersepeda, bermain, berolah raga, membantu ibu di dapur, dan banyak lagi.

Jika orangtua tidak bisa terus menerus melakukan pendampingan kepada anak, ada baiknya orangtua juga memberikan informasi dan pelatihan kepada pembantu dan pengasuh anak di rumah tentang jadwal anak boleh menonton TV.

Dengan berkurangnya waktu menonton TV, anak akan mempunyai kesempatan mempelajari dan mengalami kegiatan-kegiatan bermain yang dapat meningkatkan kecerdasan dan kemampuan motoriknya.

Untuk menciptakan generasi anak yang lebih sehat, mari kita mulai melakukan seleksi, pengaturan dan pembatasan program TV mana saja yang layak ditonton anak-anak kita.