Tuesday, December 30, 2008

Saat Tepat Menyapih Bayi

Buah hati Anda sudah berusia 1 tahun, sudah mendapat makanan padat, sebaiknya juga mulai disapih dari menyusu pada Anda? Apakah tak mengurangi zat gizi yang dibutuhkannya? Tak mengurangi bonding alias ikatan batin yang bisa terbentuk lewat proses menyusui?

Bila melihat bayi usia 1 tahun sudah mulai disapih, sungguh mengherankan. Tapi disusui hingga 2 tahun, masih banyak yang melakukan Ibu-ibu di Indonesia, terutama di pedesaan masih banyak yang menyusui anaknya hingga usia 2 bahkan 3 tahun.

“Wah, kalau saya sih heran. Dua anak saya, saya sapih begitu usianya 1 tahun. Habis sudah mulai makan, jadi menyusu cuma buat main-main saja, malah menggigit-gigit. Jadi saya sapih saja,” cerita Dania tentang dua putrinya yang baru berusia 7 tahun dan 2 tahun. “Tapi, kakak saya yang tinggal di Cirebon tetap menyusui anaknya sampai usia 3 tahunan. Mau masuk TK baru disapih. Tapi katanya susahnya minta ampun.”

Menyapih bayi adalah keharusan bagi ibu yang menyusui bayinya. Bahkan bila anak mendapat susu botol, tetap harus disapih alias lepas dari botol berganti dengan media lainnya. Tetapi, pertanyaannya, kapan sih sebaiknya kita menyapih bayi, baik dari menyusu payudara maupun dari botol susu, mengingat ada yang menyapih di usia 1 tahun, 2 tahun, bahkan 3 atau 4 tahun?

Menyapih dari Payudara
Mulai usia 6 bulan bayi sudah mulai mendapat makanan tambahan. Dari bubur saring atau bubur susu hingga tim kasar dengan tambahan han lauk yang bervariasi. Pada saat itulah, terutama mulai usia 1 tahunan, ASI bukan lagi makanan utama bayi. Mulai saat ini makanan utamanya adalah makanan berupa nasi, kentang, mie, tepung-tepungan serta lauk-pauk yang bervariasi.

Kebutuhan bayi untuk tumbuh kembangnya saat ini sudah bertambah besar. ASI saja, bahkan meski ditambah susu, tak akan mencukupi kebutuhannya. la membutuhkan zat pembangun seperti karbohidrat, protein, dsb. Karena bukan lagi makanan utama, ibu boleh saja menyapih pada usia ini. Dan, mulai
memberi makanan padat yang lebih bervariasi, dengan menambahkan susu lain.

Hanya saja menyusui dari payudara sangat besar nilainya. Terutama untuk bonding atau untuk menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi. Lebih dari itu, bonding sangat penting untuk menciptakan emosi (baca: kecerdasan emosi) akibat perasaan nyaman dan aman yang diperolehnya saat ia menyusui. Jadi, bila Anda memutuskan untuk tak cepat-cepat menyapih buah hati Anda, itu pun keputusan yang tepat. Anda masih baik bila tetap menyusuinya hingga usianya 2 tahun. Namun, setelah usia 2 tahun, sebaiknya segera menyapihnya. Karena, sekali lagi, ASI hanyalah makanan tambahan saja. Bahkan bisa dikatakan sudah tidak mengandung zat gizi yang berarti. Hanya berfungsi sebagai minuman saja. Semakin besar usia bayi, semakin tak ada sama sekali zat gizinya. Jadi, kenapa tak disapih saja.

Menyapih dari Botol
Bila bayi minum susu dari botol? Tak perlu cepat-cepat menyapihnya bukan? Toh tak bikin geli atau sakit putting payudara. Tak apa kan bila si kecil masih menyusu bahkan sampai usia 4 atau 5 tahun nanti? Proses menyapih menurut pengalaman beberapa ibu memang cukup sulit. Tapi, menyapih si kecil dari botol pada, usia 4 atau 5 tahunan, karena alasan sulit misalnya, bukanlah tindakan bijak. Sebaliknya, Anda harus segera menyapihnya. Bila memungkinkan disapih pada usia 1,5 tahunan, lebih baik. Bila tidak pun, Anda harus punya batas waktu untuk menyapihnya.

Usia 2 tahunan sebaiknya menjadi batas akhir bagi si kecil untuk lepas dari botol susunya. Mengapa? Sebab, mulai usia itulah berkurangnya ‘kelenturan’ bayi. Makin lama minum dari botol membuatnya sulit melatih diri minum lewat gelas, padahal itu diperlukannya dalam hidupnya yang makin besar.

Selain itu, minum susu dari botol bagi bayi sungguh lebih menyenangkan dan lebih mudah daripada makan makanan padat. Bisa sambil main, sambil tiduran, bahkan sambil tidur betulan. Otomatis jumlahnya juga lebih banyak. Bedakan dengan makan makanan padat yang harus khusus waktunya, kerapkali mengganggu keasyikannya bermain.

Tetapi, sekali lagi makin lama Anda menunda menyapihnya dapat mengganggu selera makannya. Peminum dari botol akan lebih banyak mengkonsumsi susu atau sari buah lebih dari yang diperlukannya. Membuatnya kebanyakan gula dan akhirnya dapat mengalami kegemukan. Begitu juga, akhirnya dapt mengganggunya mengonsumsi makanan padat.

Lebih dari itu, diakui para ahli kesehatan, anak yang lebih lama minum dari botol memiliki sejumlah resiko kesehatan. Bayi senang minum susu botol sambil berbaring, atau sambil tidur bukan? Konon dapat memicu infeksi telinga lho. Mungkin saja ada air susu atau sari buah yang menetes dan mengalir ke dalam telinganya. Lalu, resiko kesehatan gigi. Bagi anak-anak yang sudah mulai memiliki beberapa gigi, ini disebut “sindroma susu botol.” Ini terjadi ketika susu atau sari buah atau cairan pemanis lainnya menggenangi mulut anak secara rutin. “Gula” (fruktosa dalam susu, laktosa dalam sari buah), dipecah oleh bakteri dan membentuk asam, yang dapat melunakkan permukaan email gigi, menyebabkan lubang gigi.

Bila risikonya besar, masihkah Anda menunda-nundanya dari menyapih? Sebaiknya jangan. Selambatnya di usia 2 tahun, mulailah menyapihnya dari botol.

No comments:

Post a Comment