Saturday, August 21, 2010

Nujuh Bulan Atau Baby Shower..?

Akhir April lalu, saat usia kehamilannya menginjak tujuh bulan, Wulan Guritno menggelar baby shower. Acara "nujuhbulanan" ini lalu disertai dengan pengajian untuk mendoakan anaknya.

Baby shower merupakan tradisi Amerika, dimana ibu hamil merayakan kehamilannya dengan mengundang keluarga dan para sahabat. Niatnya, seperti juga acara selamatan yang kerap dilakukan di Indonesia, adalah mensyukuri proses kehamilan yang lancar, sekaligus bersiap menyambut kehadiran sang jabang bayi. Oleh karena itu, para tamu biasanya membawa hadiah berupa peralatan bayi.

Aturannya, acara ini tidak boleh digelar oleh si calon ibu sendiri, melainkan anggota keluarga atau teman-temannya. "Panitia" ini harus berdiskusi dengan calon ibu untuk menentukan siapa yang ingin diundang, dan hadiah apa yang paling diperlukan. Bahkan, si calon ibu disarankan untuk me-register gift di toko khusus yang sudah dipilih untuk menyediakan keperluan bayi tersebut.

Hal inilah yang dilakukan Muktiara Ikhlas (27), saat menggelar baby shower-nya, November lalu. Ketika usia kehamilannya menginjak 8 bulan, ia me-register gift di sebuah toko retailer dari Inggris yang menyediakan kebutuhan ibu dan bayi. Kepada toko ini, Muktiara mengatakan ingin register untuk bayi yang baru lahir, dan memberikan daftar barang yang ia perlukan.

"Nah, karena adikku yang punya ide bikin baby shower ini tahu aku register barang-barang di situ, dia ngasih tahu keluargaku untuk membeli barang di sana. Tujuannya biar enggak ada barang yang dobel-dobel, dan semuanya memang yang aku butuhkan dan aku mau," tutur perempuan pengusaha ini.

Untuk acara baby shower-nya, Muktiara juga hanya mengundang keluarga dekatnya saja, yaitu kakak-kakak dan sepupu-sepupunya. "Biasanya yang diundang itu cewek-cewek aja, tapi pas datang suaminya ikut juga. Acaranya ya, makan-makan, terus buka kado bareng," paparnya.

Selain memilih hadiah, calon ibu juga bisa menentukan hidangan apa yang ingin disajikan, serta tema pestanya. Seperti Wulan Guritno, yang memilih menjadi Ratu Elizabeth dalam baby shower-nya. Umumnya, tema baby shower ini dibuat jika acaranya memang dirancang dengan serius. Bahkan, disiapkan juga game-game seru untuk mengisi acaranya nanti.

Merasa bersalah
Banyak kaum perempuan di Inggris yang saat ini juga dikabarkan mulai mengadakan tradisi ini. Menurut jajak pendapat yang digelar belum lama ini, dua pertiga dari ibu hamil kini merencanakan untuk memanjakan dirinya dengan pesta menyambut kelahiran bayi. Rata-rata ibu hamil ini akan menerima hadiah senilai Rp 2.000.000, demikian menurut studi yang diadakan perusahaan hadiah Me to You.

"Seringkali calon ibu jadi merasa bersalah karena mengadakan pesta dimana teman-teman dan keluarga diharapkan datang dengan membawa banyak buah tangan," ujar juru bicara Me to You, yang mengadakan polling dengan melibatkan 3.000 perempuan ini. "Tetapi kenyataannya, semua orang pasti suka berbelanja untuk bayi, dan hadiahnya juga tidak perlu mahal, kok."

Barang yang dibeli biasanya juga yang sifatnya tahan lama, dan dapat meningkatkan ikatan yang kuat antara ibu dan bayinya. Mainan (24 persen), perlengkapan untuk kamar bayi (22 persen), dan pakaian bayi (31 persen), adalah beberapa jenis barang yang biasanya akan diterima si calon ibu.

Dari survei tersebut terlihat, akibat berbagai pemberian itu 54 persen dari ibu hamil bahkan tidak perlu membeli benda apapun sampai bulan-bulan pertama kelahiran bayinya. Apalagi, meskipun sudah menggelar baby shower, 71 persen ibu baru juga masih menerima aliran hadiah setelah bayinya lahir. Tidak heran, dari studi tersebut juga terlihat bahwa 87 persen ibu di Inggris menganggap menggelar acara ini adalah ide yang brilian.

"Tampaknya mayoritas ibu menyukai ide baby shower ini. Selain menganggap acara itu sungguh emosional, manfaat dari hadiahnya juga terasa. Membesarkan anak itu kan mahal, jadi mengawalinya dari bulan-bulan pertama itu sangat membantu," papar sang juru bicara lagi.

Nah, justru karena ada elemen menerima hadiah itulah, sebagian perempuan masih merasa risih mengadakan baby shower. Itu sebabnya, pasangan yang sedang menantikan kehadiran anak biasanya tidak menjadi tuan rumah atau panitianya.

Wulan sendiri punya alasan khusus mengapa tidak mengadakan syukuran dengan adat Jawa. "Waktu nikah udah pakai adat Jawa. Pas nuju bulanan, kami mau pakai adat Eropa. Namanya baby shower," ujarnya pada Tabloid NOVA, April lalu.

Bagaimana dengan Anda? Perlukah menggelar baby shower seperti ini?

1 comment: