Friday, September 5, 2008

Otak Bayi Anda Perlu Dirangsang

Menurut para ahli, lingkungan tempat di mana bayi dibesarkan sangat mempengaruhi perkembangan otaknya. Pada tahun pertama dalam kehidupan bayi Anda, sistem otak mulai terbentuk dengan cepat. Aktivitas otak sudah mulai membentuk hubungan elektrik sangat kecil yang disebut sinapses. Sejumlah rangsangan yang diterima bayi secara langsung mempengaruhi pembentukan sinapses ini.

Rangsangan yang senantiasa berulang akan menguatkan hubungan-hubungan tersebut dan membuatnya menjadi permanen, sementara rangsangan lain yang tidak banyak berulang lama-lama akan hilang. Dengan demikian tahun pertama itu merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan otak bayi.

Periode ini (perkembangan otak dan pembentukan jaringan kerja otak) merupakan periode intensif yang hanya terjadi sekali dalam seluruh kehidupan seseorang. Sebagai orangtua, tentu Anda tak ingin melewatkan kesempatan emas yang sangat singkat ini, bukan?

Berikut ini beberapa hal menakjubkan yang pernah ditemukan:

- Bayi memiliki suatu kebutuhan biologis dan keinginan untuk belajar
- Jaringan kerja sinapses yang terbentuk dalam otak bayi nyaris komplet setelah tiga tahun pertama.
- Semakin banyak rangsangan yang dialami bayi, sirkuit dalam otak akan semakin meningkat dan dapat mengembangkan kemampuan belajar bayi Anda di masa depan.
- Otak bayi memiliki pilihan yang jelas untuk gambaran-gambaran yang sangat berbeda satu sama lain.
- Kemampuan otak bayi dapat menurun atau meningkat sekitar 25 persen, tergantung lingkungan dan rangsangan yang diterimanya.
- Rangsangan visual memiliki banyak keuntungan seperti; meningkatkan keingintahuan, konsentrasi dan kemampuan atentivitas.
- Permainan bayi yang paling baik adalah Anda sendiri. Buat kontak sebanyak mungkin dengan bayi Anda!

Rahasia merangsang otak si kecil
1. Cinta. Cinta dan perhatian merupakan kebutuhan riil pertama. Bayi Anda tidak pernah mengatur atau memanipulasi Anda. Dia sangat butuh cinta mesra Anda. Cinta Anda yang tidak terbatas memperkuat penghargaan diri dan meningkatkan perkembangan sirkuit otak bayi Anda.
2. Bicaralah pada bayi Anda sesering, selembut mungkin dengan kasanah kata sebanyak mungkin, serta berbagai ekspresi. Suara Anda adalah suara favorit bayi Anda, sebab dia sudah mulai mendengarnya sejak ada di kandungan.
3. Jawab permintaan bayi Anda (misalnya mencoba memahami tangisan bayi Anda) tanpa ragu-ragu. Hal ini akan mengajarkan pada bayi Anda untuk berani berkomunikasi dengan orang lain, dan memberi stabilitas emosi dan kepercayaan yang tinggi untuk dia.
4. Sentuh bayi Anda. Para ahli menemukan bahwa bayi prematur yang dibelai akan tumbuh lebih cepat, sedikit menangis, dan akan segera diperbolehkan pulang dari rumahsakit daripada yang tidak dibelai.
5. Ekspresi yang positif. Bayi Anda akan hafal dan paham betul suara, ekspresi wajah, dan gerak Anda. Maka buatlah dia kenal ekspresi dan suara yang positif.
6. Biarkan bayi Anda mengalami lingkungan yang berbeda; ajak jalan-jalan, tunjukkan hal-hal yang menarik di sekitar lingkungan Anda.
7. Biarkan Bayi Anda mengenali berbagai tekstur dan temperatur (tentu jangan terlalu dingin, panas, atau keras). Sediakan lingkungan yang aman bagi eksplorasi bayi, karena pengenalan yang dilakukannya memang butuh waktu.
8. Bacakan buku-buku. Walaupun bayi Anda belum bisa mengikuti atau membaca, namun gambar-gambar dan suara Anda baik buat dia.
9. Mainkan musik atau biarkan bayi Anda mendengarkan musik seperti musik klasik (Mozart misalnya). Penelitian membuktikan bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan neuron-neuron otak bayi.
10. Ketika Anda frustrasi karena bayi Anda menjatuhkan susu ke lantai, ingatlah bahwa dia melakukan itu karena sedang mencoba mengenali dunia.

Tuesday, September 2, 2008

Menonton TV Secara Sehat

Bagi sebagian anak, televisi adalah hiburan gratis yang setiap saat dengan mudah bisa ditemui. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata anak Jakarta, dalam seminggu menghabiskan waktu menonton 30-35 jam. Saat ini, bisa dibilang televisi telah bergeser dari fungsinya sebagai media informasi dan edukasi karena didominasi tontonan hiburan yang tidak edukatif.

Menurut Dr. Pinckey Triputra, dosen Fakultas Komunikasi, pasca sarjana UI, menonton TV empat jam sehari sudah tergolong sebagai heavy viewers (penonton berat). Pada anak, efeknya anak bisa terkultivasi atau terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang ditontonnya.

"Padahal banyak content TV yang bersifat pembodohan anak, mulai dari acara mistik, pornografi, serta adegan-adegan kekerasan," katanya. Selain itu, tambahnya, keberadaan siaran TV juga telah sangat dominan di dalam keluarga, sehingga terkadang menjadi penghambat komunikasi orangtua dan anak.

Penelitian mengenai dampak TV terhadap otak anak menyebutkan bahwa menonton TV dapat menghambat perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca verbal maupun memahami dan mengekspresikan lewat tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 3-10 tahun, tidak bisa membedakan antara yang nyata dan tidak nyata, lebih cepat matang secara seksual serta kegemukan.

"Usia 0-3 tahun adalah usia yang paling berbahaya, karena ini adalah masa the golden age, pada usia ini otak anak baru berkembang, jika informasi yang diterimanya overload, bisa mengganggu penyambungan syaraf otak secara permanen," kata Bobi Guntarto, Ketua Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA).

Selama ini, menurut Bobi, orangtua sering salah mengerti. Mereka kerap membiarkan anak balitanya berlama-lama di depan TV agar tidak rewel. "Balita sebaiknya tidak boleh lebih dari 10 menit menonton TV. Pada usia balita, yang paling baik adalah anak dibiarkan banyak bergerak, bermain atau bernyanyi," tuturnya.

Untuk menyelamatkan anak-anak dari pengaruh buruk tayangan TV, sudah saatnya kita sebagai orangtua ikut serta mengarahkan anak dalam memilih tayangan TV yang layak tonton.

"Pertama orangtua harus tahu dulu jenis acara yang disukai anaknya, lalu ikut menonton. Jika orangtua melihat ada materi-materi yang tidak cocok disaksikan anak-anak, ia harus menyampaikan itu ke anak-anak," ujar Bobi.

Hal senada disampaikan oleh Elly Risman, dari Yayasan Kita dan Buah Hati. "Selain sebagai jendela dunia, TV juga memiliki banyak dampak negatif," ujarnya. Elly juga menyarankan agar orangtua melakukan komunikasi dengan anak dan menyampaikan mana acara yang boleh ditonton mana yang tidak.

Dengan banyaknya bukti betapa TV bisa memberi beragam dampak buruk, banyak keluarga yang kini sudah mulai membatasi acara TV yang boleh ditonton anak-anaknya.

Dra. Hj. Ika Dalimoenthe (41), seorang dosen Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta, mengaku meski di rumah berlangganan TV kabel, tetapi ia tetap selektif memilih program acara. "Kami memilih hanya saluran-saluran yang menayangkan kartun," ujar ibu dua anak berusia 11 dan 14 tahun ini. Ia merasa lega karena anak-anaknya terkadang jauh lebih kritis dari dirinya terhadap acara-acara TV yang tidak pantas untuk ditonton.

"Orangtua sebaiknya tidak asal melarang, tapi juga memberi alasan, anak balita berumur 2,5 tahun sudah bisa diajak bicara dan mengerti kok," kata ibu 3 anak dan dua cucu ini. Sejak kecil, Elly sudah membatasi waktu menonton TV untuk anak-anaknya yakni tidak lebih dari 30 menit sehari.

Alternatif kegiatan
Melarang anak menonton TV tidak akan efektif jika para orangtua tidak memberikan alternatif kegiatan yang bisa dilakukan. "Anda tidak bisa membuat no TV jika tidak punya aktivitas sampingan," kata Elly.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan sebagai pengganti waktu menonton TV. Antara lain berjalan-jalan, ke perpustakaan, bersepeda, bermain, berolah raga, membantu ibu di dapur, dan banyak lagi.

Jika orangtua tidak bisa terus menerus melakukan pendampingan kepada anak, ada baiknya orangtua juga memberikan informasi dan pelatihan kepada pembantu dan pengasuh anak di rumah tentang jadwal anak boleh menonton TV.

Dengan berkurangnya waktu menonton TV, anak akan mempunyai kesempatan mempelajari dan mengalami kegiatan-kegiatan bermain yang dapat meningkatkan kecerdasan dan kemampuan motoriknya.

Untuk menciptakan generasi anak yang lebih sehat, mari kita mulai melakukan seleksi, pengaturan dan pembatasan program TV mana saja yang layak ditonton anak-anak kita.

Persiapkan Dana Pendidikan Anak

Sepertinya semua orangtua memiliki cita-cita agar anaknya mendapatkan pendidikan terbaik dan setinggi mungkin. Karena bagaimana pun warisan paling berharga yang bisa diberikan oleh orangtua adalah pendidikan. Sayangnya, untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu, orangtua harus merogoh kocek cukup dalam. Di sinilah pentingnya kesadaran dari para orangtua untuk melakukan persiapan dana pendidikan si buah hati.

Tetapi menyiapkan dana pendidikan anak tidaklah mudah. Dibutuhkan strategi dan persiapan matang agar tersedia dana yang cukup saat tiba waktunya si kecil memasuki jenjang pendidikan yang dituju. Menurut Priyadi Setiawan, Head of Business Development AXA-Life Indonesia, ada beberapa hal yang bisa Anda jadikan panduan untuk merancang dana pendidikan anak :

1. Tentukan tujuan atau target pendidikan anak

Semakin tinggi jenjang pendidikan yang diinginkan biasanya semakin tinggi pula biaya yang perlu disiapkan. Contoh : S2 pasti memerlukan biaya lebih tinggi daripada S1. Sebaiknya perhitungkan juga biaya hidup selain biaya akademis, seperti akomodasi, transport, konsumsi, jika Anda ingin menyekolahkan anak di luar negeri.

2. Perhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi pencapaian dana pendidikan tersebut.

Yaitu kapan biaya tersebut dibutuhkan, asumsi kenaikan biaya pendidikan per tahun (inflasi), dan berapa persen suku bunga atau ROI yang perlu dicapai untuk mendapatkan jumlah tersebut pada waktunya, dengan jumlah tabungan atau investasi rutin yang terjangkau oleh keluarga.

3. Carilah informasi mengenai instrumen finansial yang bisa memenuhi target dana pendidikan.

Termasuk memenuhi unsur proteksi finansial (yang akan memastikan tercapainya dana pendidikan walaupun orang tua meninggal atau tidak lagi bisa bekerja), misalnya dengan mengikuti asuransi pendidikan.

4. Analisis informasi dari poin pertama sampai ketiga dan jawab pertanyaan berikut :

- Apakah tingkat pendidikan sudah sesuai dengan cita-cita Anda ?
- Apakah Anda mampu menabung/menyisihkan dana secara rutin dengan jumlah yang mencukupi untuk mencapai target dana tersebut, berdasarkan asumsi yang Anda gunakan?
- Apakah ada instrumen yang mampu memberikan bunga atau ROI sebesar yang Anda asumsikan dalam perhitungan Anda ?

Kalau jawaban salah satu saja dari ketiga pertanyaan tersebut adalah TIDAK, maka Anda harus melakukan revisi atas rencana dan perhitungan Anda.
Kalau jawaban ketiga pertanyaan tersebut adalah YA, maka Anda bisa masuk langkah kelima.

5. Pilihlah produk mana yang akan Anda pakai sebagai wahana finansial untuk mencapai target dana pendidikan Anda yang memenuhi kriteria berikut:

- Mampu memberikan ROI sebesar yang Anda asumsikan, - Mudah dilakukan adjustment apabila ternyata asumsi ROI tidak sama dengan asumsi (fleksibel),
- Besarnya cicilan terjangkau oleh keluarga,
- Risiko investasi bisa terukur dan dikelola oleh anda (manageable risk),
- Mudah dilakukan monitoring (transparan),
- Ada elemen proteksi finansial sehingga kalaupun orangtua meninggal, target dana tetap tercapai.

6. Lakukan evaluasi rutin setiap 6 bulan untuk melihat apakah asumsi yang Anda gunakan tercapai atau tidak.

7. Terakhir, kalau diperlukan, gunakan jasa seorang Perencana Keuangan untuk menjalankan dan mengawasi program Anda ini.

Apa pun cara yang Anda pilih untuk menyiapkan dana pendidikan si buah hati, yang jelas, tak perlu terlalu ngoyo dalam melakukannya. Sisihkan saja penghasilan Anda secara wajar setiap bulan, sehingga tujuan menabung tercapai tanpa harus mengorbankan kebutuhan hidup Anda sekarang.

Tuesday, August 26, 2008

Pengaturan Makanan Untuk Bayi

PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN BENAR

Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 5 tahap :

a. Makanan bayi umur 0 – 4 bulan
b. Makanan bayi umur 4 – 6 bulan
c. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
d. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
e. Makanan anak umur 12 – 24 bulan

Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak perlu penanganan secara khusus.

A. MAKANAN BAYI UMUR 0 – 4 BULAN

1. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

2. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.

3. Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

INGAT !
• Beri ASI saja sampai umur 4 bulan
• Berikan kolostrum

B. MAKANAN BAYI UMUR 4 – 6 BULAN

1. Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian

2. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.

3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan dot berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat mengakibatkan infeksi telinga.

4. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang tengah.

5. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
• Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari

C. MAKANAN BAYI UMUR 6 – 9 BULAN

1. Pemberian ASI diteruskan

2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari. (cara membuat terlampir).

3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.

4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :
• Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
• Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
• Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
• Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan

“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”

D. MAKANAN BAYI UMUR 9 - 12 BULAN

1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga.

2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.

3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.

INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
• Berikan makanan selingan 1 kali sehari
• Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan

E. MAKANAN ANAK UMUR 12 – 24 BULAN

1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.

2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.

3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.

4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
• Berikan makanan selingan 2 kali sehari
• Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.

Sumber: Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Meneg Pemberdayaan Perempuan, Ikatan Dokter Anaj Indonesia, BK PP-ASI dan Lintas Program di Departemen Kesehatan

Sunday, August 24, 2008

Mendidik Anak Dengan Origami

Origami memang bukan hanya mainan anak-anak, seperti yang telah dinyatakan oleh seniman origami dari Kanada Josep Wu pada pertemuan origamer dunia di Tokyo. Namun tak dipungkiri bahwa origami memang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Sebagian di antara model origami jelas sangat disukai mereka dan juga sangat sesuai dengan dunia anak.

Aktifitas origami itu sendiri ternyata juga sangat disenangi oleh hampir semua anak-anak. Maka bagi orang tua yang sudah mengerti manfaat dan nilai positifnya bagi mereka, tentu tidak akan melewatkan aktifitas, sarana dan kesempatan ini begitu saja. Berikut ini beberapa alasan dan sekaligus manfaat berorigami untuk mereka.

1. Anak belajar meniru/mengikuti arahan
Ketika seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua, instruktur, maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.

2. Anak belajar berkreatifitas
Origami memang dunia kreatifitas. Begitu banyak model origami, baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.

3. Anak belajar berimajinasi
Model origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk dan benda-benda kebutuhan hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model-model kehidupan. Namun ia juga kadang begitu abstrak sehingga lebih diperlukan imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi melalui origami ini. Apalagi ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.

4. Anak belajar berkarya (seni)
Origami adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni di sini bisa diartikan dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya (teknik dan cara melipatnya, prosesnya pada setiap tahapan, dsb), yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual art). Penggunaan jenis ragam dan warna kertas akan menjadikan model yang juga berbeda, termasuk komposisi yang diinginkannya.

5. Anak belajar menghargai/mengapresiasi
Bicara soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan. Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.

6. Anak belajar membuat model
Origami adalah melipat kertas untuk membuat suatu model. Maka ketika seorang anak berorigami, ia sedang belajar membuat dari selembar kertas (atau lebih) menjadi sebuah model sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya. Model dalam origami sangatlah banyak dan terus berkembang seiring dengan karya-karya baru yang dihasilkan oleh para pelipat. Namun model origami yang disukai anak biasanya adalah model origami tradisional yang berupa mainan (miniatur) binatang, pesawat (anak laki-laki), rumah dan alat rumah tangga (anak wanita) dan sebagainya. Model origami untuk anak ini, biasanya terdiri dari lipatan sederhana dengan sedikit tahapan dalam diagramnya. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang anak yang telah banyak mencoba jenis lipatan akan bisa membuat model origami yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Semakin banyak mencoba jenis lipatan, seorang anak tentu dapat membuat model origami lebih banyak lagi.

7. Anak belajar membuat mainannya sendiri
Banyak model origami yang dapat digunakan untuk bermain anak, misalnya kodok lompat, piring terbang, bola besar, pesawat-pesawat terbang, perahu, kuda berputar, suara tembakan, baling-baling, model peralatan rumah mulai lemari, kursi, meja dipan, dan lain-lain. Model-model itu umumnya dapat cukup dibuat dari selembar kertas saja. Untuk model tertentu yang berukuran besar bisa menggunakan kertas koran, seperti untuk membuat topi, bola besar, pesawat dan lain-lain. Perlu digaris-bawahi bahwa dalam berorigami, melipatnya itu sendiri adalah bagian dari bermain, setelah menjadi model, juga dapat dimainkan baik sendiri atau bersama.

8. Anak belajar membaca diagram/gambar
Belajar origami, selain melalui bimbingan seorang guru atau instruktur, dapat pula melalui animasi atau melalui diagram dari sebuah buku origami. Jadi seorang anak dapat membuat origami dengan mengikuti diagram yang ada dalam buku, meski harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Ini diharapkan agar anak tidak kesulitan untuk menyelesaikannya. Bahkan dianjurkan, bila kemampuan sang anak masih tahap pemula, baiknya senantiasa didampingi orang dewasa, agar ketika mendapat kesulitan ada yang membantu untuk menyelesaikannya. Yang pasti, semakin sering anak berlatih melalui diagram-diagram yang ada, maka akan meningkat pula kemampuan membaca diagramnya termasuk pengenalan terhadap jenis lipatan yang digunakan. Proses membaca diagram akan merangsang logikanya untuk memikirkan rangkaian tahapan hingga selesai.

9. Anak belajar menemukan solusi bagi persoalannya
Sebuah diagram origami terdiri dari beberapa tahapan, dimana setiap tahapannya merupakan rangkaian persoalan-persoalan lipatan yang beraneka ragam. Ketika seorang anak membuat origami dengan cara mengikuti alur sebuah diagram, sebetulnya dia sedang menghadapi persoalan pada setiap tahapan diagram itu. Bilamana dia berhasil mengikuti tahap demi tahap, artinya ia dapat menyelesaikan persoalan origami. Pada saat seperti itu, untuk anak umur tertentu akan berjalan logikanya, bagaimana mengikuti, membaca gambar, dan menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Bahkan jika sudah mulai membuat karya sendiri, ia akan berusaha mencari solusi, hingga berhasil membentuk sebuah model origami yang diharapkan. Tentu ini latihan yang sangat baik bagi anak untuk belajar memecahkan persoalannya.

10. Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis
Satu di antara yang sangat menentukan keindahan model origami adalah yang disebut dengan proporsi bentuk (perbandingan bentuk). Mengapa model ini atau itu mirip bentuk tertentu adalah karena teori proporsi. Tingkat keindahan sebuah model origami (meski sudah jelas modelnya) adalah juga sangat terletak pada proporsi ini. Di sisi lain jenis lipatan origami tradisional umumnya merupakan jenis lipatan berdasarkan teori matematis, artinya bukan asal lipatan (berbeda dengan banyak teknik untuk model-model kontemporer). Dengan demikian, aktifitas origami dapat membimbing seorang anak untuk mengenal konsep perbandingan bentuk dan sekaligus konsep matematis.

Contoh-contoh origami dapat di download disini