Wednesday, August 6, 2008

Melatih Anak Berhenti Ngompol

Ngompol memang problema tersendiri bagi orangtua. Bukan cuma bikin kasur jadi basah dengan bau tak sedap, tapi juga membuat lelah karena harus gonta-ganti celana si kecil di malam hari. Jadi, wajar saja bila orangtua berharap si kecil bisa berhenti ngompol secepatnya.

Yang patut disadari ngompol untuk anak batita sebenarnya masih wajar. Para pakar umumnya memberi toleransi ngompol hingga usia anak 4 tahun. Lewat lewat usia itu anak masih ngompol, bolehlah orang tua khawatir.

Pengaruh Jaman
Mungkin menarik pula melirik faktor penyebab anak jaman sekarang lebih susah berhenti ngompol ketimbang anak-anak jaman dulu. Perubahan jaman merupakan salah satu penyebabnya. Saat ini lebih banyak ibu yang bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.

Akhirnya popok sekali pakai menjadi semacam hero yang populer untuk membantu mengurangi kelelahan ibu. Tidak salah memakai popok macam itu karena ibu jadi tak perlu gonta-ganti celana anak. Yang jadi masalah, popok sekali pakai ini membuat orang tua "terlena" sehingga kebablasan. Ujung-ujungnya jadi lupa melatih si kecil ke kamar mandi di malam hari.

Padahal popok sekali pakai terasa risih dan tak nyaman buat anak. Bayangkan, bokong si kecil ditutupi plastik seharian. Panas sekaligus lembab. Jadi, tak salah juga jika ada yang bilang, popok sekali pakai itu adalah perwujudan dari egoisme orang tua

Gara-gara kelewat lelah pula, orang tua mungkin jadi tak terbangun ketika malam-malam si kecil terbangun ingin BAK. Alhasil, ia pun mengompol dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Faktor lain yang membuat si kecil susah berhenti ngompol, adalah model kasur spring bed yang besar dan berat. Akhirnya, perlak ditaruh di atas seprei bukan di bawah seperti jaman dulu. Perlak yang terlihat itu membuat anak tahu, di bawah tubuhnya ada pelindung. "Kalau aku mau pipis, ya pipis aja. Kan ada perlak, jadi kasurnya enggak basah." Bisa juga mereka berpikir, perlak itu memang disediakan agar ia dapat BAK di situ. Nah, kalau ingin mengajar si kecil tak mengompol lagi, sebaiknya singkirkan perlak tersebut.

Perhatikan Pola Ngompol
Ada beberapa cara agar di kecil mau berhenti ngompol. Yang pertama harus dilakukan lihat pola anak. Perhatikan jam berapa si kecil ngompol. Ciptakan kondisi agar kita dapat bangun sebelum jam ngompol anak. Caranya dengan memasang jam weker misalnya. Kalau tahu 3 jam setelah tidur kasur ia ngompol, maka bangunkan anak 2 jam setelah tidur. Ajak ke kamar mandi dan biarkan BAK. Setelah seminggu, turunkan waktunya menjadi satu jam sebelum "waktu ngompol". Seminggu berikutnya buat menjadi setengah jam. Akhirnya kita ajarkan anak untuk BAK sebelum tidur.

Masalah mungkin timbul jika si kecil emoh disuruh BAK sebelum tidur. Bujuklah ia dengan berbagai cara. Misalnya, lewat permainan. Saat main boneka bersamanya katakan, "Wah,si Dipsy mau pipis, nih! Kita antar ke kamar mandi, yuk." Ketika di kamar mandi, kita bisa mengatakan, "Duh, masak Dipsy enggak mau pipis, katanya Adek disuruh pipis dulu."

Jangan Bikin Stres
Umumnya dengan usaha seperti di atas dalam jangka waktu dua minggu anak berhenti ngompol. Tapi ini juga tergantung pada anaknya. Ada juga yang tak berhasil. Faktor yang bikin gagal, umpamanya karena si kecil merasa dipermalukan. Misalnya, jika ada yang memuji kecantikan si kecil, kita menimpalinya, "Iya, Kakak memang cantik tapi masih suka ngompol, lo, Tante." Atau mencela dengan membandingkan dengan yang lain. "Iya, Adek cantik, tapi enggak kayak kakaknya. Waktu umur 2 tahun kakak sudah enggak ngompol." Secara tak sadar perkataan tersebut membuat anak stres. Akibatnya yang tadinya sudah tak mengompol, malah bisa ngompol lagi.

Ketika suatu ketika si kecil enggak sengaja ngompol lagi, jangan katakan. "Tuh, kan, Adek pipis lagi. Bikin Mama susah aja. Capek kan, harus jemur kasur!" Walau dalam keadaan lelah, jangan sekali-kali menunjukkan rasa jengkel, amarah, atau kepanikan. Semua itu malah membuat anak jadi stres dan susah untuk belajar kering.

Intinya untuk soal ngompol ini, hukuman tampaknya tidak cocok atau masih sulit dilakukan untuk batita. Untuk anak yang sudah lebih besar, katakanlah 4 tahunan, bisa disuruh mencabut atau memasukan sprei yang basah ke ember cucian. Namun untuk batita, semua itu masih sukar dilakukan. Akan lebih efektif bila batita selalu diberi reward. Jadi, ceritakan pada orang lain setiap keberhasilannya tidak mengompol. Bukan sebaliknya.

Minta Tolong Si Kecil
Soal mengompol bisa dikatakan sebagai masalah unik. Ada anak yang sangat "pengertian". Ia langsung berhenti mengompol setelah diajak bicara. Karena itu, tak ada salahnya kita minta bantuan anak. Sebelum tidur, katakan padanya, "Dek, tolong Mama, ya, kalau mau pipis bilang. Soalnya Mbak, kan sedang pulang kampung, jadi enggak ada yang nyuci sprei." Nah, permintaan seperti itu kadang berhasil. Jadi, tak ada salahnya dicoba!


Ngompol Lagi ?
Kalau tiba-tiba ngompolnya "kumat" lagi, kita perlu mencari tahu apa penyebabnya. Secara umum penyebab ngompol dibagi menjadi 3, yaitu fisik, lingkungan, dan emosi. Contoh penyebab fisik, misalnya, si kecil kelewat lelah sehingga tidurnya terlalu lelap. Jadi ketika terasa ingin BAK, ia tidak kuasa bangun. Sedangkan penyebab lingkungan adalah AC atau cuaca yang dingin.

Yang agak rumit bila penyebabnya emosional, seperti pindah rumah, tidur sendiri atau punya adik baru. Untuk mengatasinya lihat masing-masing pemicu. Bila masalahnya karena si kecil iri akan perhatian orang tua yang lebih ke adik bayinya, ajak si kecil bicara dan beri juga ia perhatian. Bisa jadi ia ngompol lagi untuk cari perhatian.

Jika masalahnya berkaitan dengan pindah rumah, kita harus sering menemani si kecil. Atau ketika ia tengah belajar tidur sendiri buatlah ia untuk melepas ketegangan, dengan cara diceritakan atau nonton video kesayangannya. Yang penting ia harus tidur dengan kondisi relaks.

Satu hal lagi, terkadang si kecil sering ngompol karena berkaitan dengan kesehatannya. Coba perhatikan apakah si kecil merasa kesakitan ketika BAK. Orang tua kadang luput memperhatikan hal itu. Apalagi saat ini banyak air yang terkontaminasi sehingga mengakibatkan si Upik terinfeksi. Akhirnya, karena sakit ketika terasa mau BAK, ia tahan. Malam hari ketika ia tak sadar jadi ngompol.

Ada juga anak susah berhenti ngompol karena memang dari "sananya" seperti itu. Apa pun yang kita usahakan sia-sia saja. Nah, ini sering berkaitan dengan otot-otot kandung kemihnya yang lemah. Tak ada jalan lain kecuali konsultasikan ke dokter.


No comments:

Post a Comment