Saturday, August 9, 2008

Pendidikan Seks Berdasarkan Usia Anak

Orangtua tidak bisa menutup mata terhadap paparan media yang banyak mengeksploitasi tubuh perempuan. Bisa jadi, hal tersebut menjadi bahan pertanyaan anak. Kok model itu boleh memperlihatkan bagian tubuh yang sangat pribadi, sedangkan si anak tidak?

Di sini, dinyatakan Clara Kriswanto, orangtua bisa menanyakan pendapat anak. Apa yang dirasakan saat melihat model tersebut? Apakah itu bisa dikategorikan sebagai seni atau pornografi? Bagaimana perasaan anak saat melihat hal itu? Apa bahayanya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini bisa menjadi bahan diskusi dengan anak. Dari jawaban yang dilontarkan anak, orangtua bisa menilai sejauh mana pemahaman anak tentang seksualitas. Apakah anak sudah terbawa jauh dengan teman-temannya? Apakah nilai-nilai yang sudah ditanamkan oleh orangtua mulai luntur?

Nah, dalam diskusi ini, orangtua dapat menanamkan lagi nilai-nilai keluarga yang ingin dianut oleh anak. Jadi bukan hanya sebatas, "Oh itu jorok " tanpa ada penjelasan lebih lanjut.

Adanya situs porno di Internet juga harus menjadi perhatian orangtua. Jelaskan efek maupun kasus yang terjadi setelah melihat situs itu. Paparkan saja fakta yang ada dari berbagai sumber, sehingga anak menjadi tahu konsekuensi yang akan dihadapinya nanti.

Pendidikan Seksualitas Berdasarkan Usia

Usia 0-5 tahun
  • Bantu anak agar merasa nyaman dengan tubuhnya
  • Beri sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih sàyang dari orangtuanya secara tulus.
  • Bantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan di depan umum. Contohnya, saat anak selesai mandi harus mengenakan baju di dalam kamar mandi atau di kamarnya. Orangtua harus menanamkan bahwa tidak diperkenankan berlarian usai mandi tanpa busana. Anak harus tahu bahwa ada hal-hal pribadi dari tubuhnya yang tidak sèmua orang boleh lihat apalagi menyentuhnya.
  • Ajari anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh pria dan wanita. Jelaskan proses tubuh seperti hamil dan melahirkan dalam kalimat sederhana. Dari sini bisa dijelaskan bagaimana bayi bisa berada dalam kandungan ibu. Tentu saja harus dilihat perkembangan kognitif anak. Yang penting orangtua tidak membohongi anak misalnya dengan mengatakan kalau adik datang dari langit atau dibawa burung. Cobalah memosisikan diri Anda sebagai anak pada usia tersebut. Cukup beritahu hal-hal yang ingin diketahuinya. Jelaskan dengan contoh yang terjadi pada binatang.
  • Hindari perasaan malu dan bersalah atas bentuk serta fungsi tubuhnya.
  • Ajarkan anak untuk mengetahui nama yang benar setiap bagian tubuh dan fungsinya. Katakan vagina untuk alat kelamin wanita dan penis untuk alat kelamin pria ketimbang mengatakan burung atau yang lainnya.
  • Bantu anak memahami konsep pribadi dan ajarkan mereka kalau pembicaraan soal seks adalah pribadi.
  • Beri dukungan dan suasana kondusif agar anak mau datang kepada orangtua untuk bertanya soal seks
Usia 6-9 tahun
  • Tetap menginformasikan masalah seks kepada anak, meski tidak ditanya.
  • Jelaskan bahwa setiap keluarga mempunyai nilai-nilai sendiri yang patut dihargai. Seperti nilai untuk menjaga diri sebagai perempuan atau laki-laki serta menghargai lawan jenisnya.
  • Berikan informasi mendasar tentang permasalahan seksual
  • Beritahukan kepada anak perubahan yang akan terjadi saat mereka menginjak masa pubertas.
Usia 10-12 tahun
  • Bantu anak memahami masa pubertas. Berikan penjelasan soal menstruasi bagi anak perempuan serta mimpi basah bagi anak laki-laki sebelum mereka mengalaminya. Dengan begitu anak sudah diberi persiapan tentang perubahan yang bakal terjadi pada dirinya.
  • Hargai privasi anak. Dukung anak untuk melakukan komunikasi terbuka.
  • Tekankan kepada anak bahwa proses kematangan seksual setiap individu itu berbeda-beda.
  • Bantu anak untuk memahami bahwa meskipun secara fisik ia sudah dewasa, aspek kognitif dan emosionalnya belum dewasa untuk berhubungan intim.
  • Beri pemahaman kepada anak bahwa banyak cara untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayang tanpa perlu berhubungan intim.
  • Diskusi terbuka dengan anak tentang alat kontrasepsi. Katakan bahwa alat kontrasepsi berguna bagi pasangan suami istri untuk mengatur atau menjarangkan kelahiran.
  • Diskusikan tentang perasaan emosional dan seksual.
Usia 13-15 tahun
  • Ajarkan tentang nilai keluarga dan agama.
  • Ungkapkan kepada anak kalau ada beragam cara untuk mengekspresikan cinta.
  • Diskusikan dengan anak tentang faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan hubungan seks.
Usia 16-18 tahun
  • Dukung anak untuk mengambil keputusan sambill memberi informasi berdasarkan apa seharusnya ia mengambil keputusan itu.
  • Diskusikan dengan anak tentang perilaku seks yang tidak sehat dan ilegal.
.

No comments:

Post a Comment