Sunday, October 26, 2008

Diare Pada Anak

Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Dengan perkiraan 1,3 milyar epidosd dan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun, tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Pada daerah dengan episod yang tinggi ini, seorang balita dapat menghabiskan 15% waktunya dengan diare. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain yang penting adalah: disentri, kekurangan gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia.

Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanannya meningkat akibat dari infeksi.

Diare secara epidemiologik biasanya didefinisiskan sebagai keluarnua tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari. Namun demikian ibu-ibu mungkin menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menggambarkannya, tergantung misal pada apakah konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atau berlendir, atau adanya muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak menderita diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair setiap hari. Untuk hal tersebut, lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak, ini jadi lebih lunak lagi).
Sumber: Buku Ajar Diare - Depkes

Diare Cair Akut
Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus.
Upaya Promotif/Preventif
-Pada bayi, upayakan ASI tetap diberikan
-Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
-Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
-Imunisasi campak
-Memberikan makanan penyapihan yang benar
-Penyediaan air minum yang bersih
-Selalu memasak makanan
(Ini standar hal-hal baik yang harus kita lakukan kan? Tapi ternyata tidak mudah, karena insidensi diare dan kematian akibatnya masih banyak… menyedihkan)
Hal Yang Penting Diperhatikan
-Sudah berapa lama diare berlangsung? Berapa kali sehari? Warna? Konsistensi tinja? Ada lendir atau darah? Baunya seperti apa, amis, kecut, menyengat?
-Adanya muntah, anak lemah, kesadaran menurun, rasa haus, rewel, kencing terakhir, suhu badan
-Jumlah cairan yang masuk selama diare
-Apakah masih minum ASI? Atau susu formula? Makan makanan yang tidak biasa?
-Penderita diare di sekitarnya? Asal sumber air minum?

Terapi
Obat
-Tidak boleh diberikan anti diare
-Antibiotik
-Antiparasit
Pemberian terapi antibiotik dan antiparasit harus disesuaikan dengan hasil pemeriksaan penunjang biakan kuman

Cairan dan Elektrolit
Prinsipnya… bila terjadi tanda-tanda dehidrasi berikan asupan cairan yang memadai
Jenis cairan
Per Oral : cairan rumah tangga, oralit
Parenteral: di rumah sakit dilakukan pemasangan infus
Volume cairan disesuaikan dengan derajat dehidrasi, prinsipnya cairan harus balance
-Pada dewasa selisih input output + 50 cc
-Pada anak selisih input output + 20 cc
Lengkapnya, rumus balance cairan sudah saya posting di threadnya mas GEO tentang minum air itu loh

Nutrisi
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 kali sehari) rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang (karena pisang tinggi kalium)
Tumbuh Kembang
Timbang berat badan sebelum dan setelah rehidrasi (penggantian cairan), dua minggu setelah sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur.
Sumber: Standar Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia

No comments:

Post a Comment