Wednesday, October 1, 2008

Mengenalkan Internet Kepada Anak

Sebagai orangtua, tentu kita ingin agar anak-anak maju dan "melek" teknologi. Namun, kita pun sadar, teknologi bagaikan dua sisi mata uang, punya sisi positif dan negatif. Bagaimana menyiasatinya?

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini mau tak mau membuat para orangtua harus mulai mengenalkan berbagai peralatan elektronik, baik itu teknologi digital, multimedia, hingga internet, kepada anak agar mereka mengerti dan bisa memanfaatkan teknologi sehingga siap menjadi sumber daya yang kompetitif di masa depan.

Tapi, maraknya pornografi yang dengan mudah menyusup ke berbagai peralatan teknologi kerap membuat resah para orangtua. Selain lewat situs internet, unsur pornografi juga dengan mudah bisa kita dapatkan lewat ponsel.


Pakar Telematika Indonesia, Roy Suryo, menyebutkan, kini situs-situs porno di internet memiliki alamat yang sama sekali tidak berbau porno. Tidak mustahil di sela pencarian bahan anak Anda untuk tugas sekolah mengenai serangga, misalnya, anak justru mendapatkan foto-foto atau adegan panas untuk orang dewasa.

Sebagaimana berbahayanya narkoba, orangtua semestinya juga menyadari pornografi tak kalah bahaya dalam menghancurkan masa depan seorang anak. Terlebih bila anak tak punya bekal pendidikan seks yang cukup. Shelomita (33) yang memiliki tiga anak, mengatakan, ia sengaja memperlambat perkenalan teknologi pada anak karena khawatir dengan dampak negatif teknologi tadi.

Padahal, Roy Suryo justru berpendapat agar anak dikenalkan pada teknologi sedini mungkin. Mulai kapan anak sebaiknya dikenalkan pada teknologi? Shelomita memilih mulai mengenalkan anak-anaknya pada komputer sejak mereka berusia tiga tahun. "Saya belikan mereka software pendidikan, seperti berkenalan dengan matematika," kata penyanyi yang kini memiliki lembaga pendidikan anak prasekolah ini.

Anak boleh dikenalkan pada teknologi sejak mereka mulai menunjukkan perhatian dan rasa ingin tahu dengan teknologi, kata Roy. Lalu, bagaimana caranya agar anak tidak "gaptek" tanpa mereka perlu bersentuhan dengan pornografi?

Saran Roy, orangtua sebaiknya mengenalkan teknologi dengan menyinergikannya lewat hobi anak. Misalnya bila anak suka main play station (PS), upayakan agar software PS bisa dibuka di komputer. Tujuannya agar anak bisa belajar menghidupkan komputer.

"Orangtua bisa memilihkan games yang sifatnya membangun, bukan peperangan, misalnya sim city. Orangtua harus bisa mengarahkan anak, sehingga anak tidak hanya bisa bermain tapi juga punya apresiasi terhadap perangkatnya," katanya dalam talkshow bertajuk Techno Kids - Kontroversi Perkembangan Teknologi Informasi Pada Anak, di Graha Unilever, Jakarta (23/9).

Alih-alih melarang anak menggunakan internet, Roy justru menyarankan agar orangtua ikut masuk dan belajar menggunakan teknologi. "Anak-anak zaman sekarang lebih fasih dengan teknologi, karena itu kalau bisa orangtua bisa menguasai semua yang dipegang anak-anak," paparnya. Itu sebabnya orangtua juga perlu belajar teknologi.

Bagi orangtua yang menguasai komputer dan multimedia, hal itu bisa dengan mudah diatasi. Bagaimana dengan orangtua yang tidak menguasai hal itu? Apakah orangtua perlu menunggui anak terus menerus selama mereka berselancar di dunia maya?

Bila ada waktu untuk menunggui anak, mengapa tidak? Namun, bila tidak memungkinkan, Roy mengatakan, saat ini sudah banyak fasilitas kunci atau filter agar anak tidak masuk ke situs-situs yang tidak sesuai. Misalnya saja netnanny, cyber patrol, cybersitter, safekids, dan sebagainya. "Yang gratisan juga banyak, tinggal cari saja di Google," ujarnya.

Cara lain, orangtua sebaiknya memfasilitasi anak-anak dengan teknologi informasi di rumah. "Jangan membiarkan anak ke luar rumah atau ke warnet karena kita tidak bisa mengontrol apa saja yang diaksesnya," tegas Roy. Orangtua juga bisa mencari piranti lunak yang memungkinkan kita melacak situs apa saja yang sudah ditelusuri anak. Atau tinggalkan jejak alamat sebuah situs yang bersifat edukatif agar anak bisa ikut-ikutan mengakses.

dari Kompas

No comments:

Post a Comment